Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Saat The New Normal Dengan Antioksidan

Jumat, 5 Juni 2020 12:04 WIB
Dokter Spesialis Penyakit Dalam-Konsultan Endokrin Metabolik RS Murni Teguh Sudirman Roy Panusunan Sibarani (kiri bawah) bersama Vice President Research & Development SOHO Global Health Raphael Aswin Susilowidodo (kanan atas) berbincang dengan media via zoom/Merry Apriyani RM
Dokter Spesialis Penyakit Dalam-Konsultan Endokrin Metabolik RS Murni Teguh Sudirman Roy Panusunan Sibarani (kiri bawah) bersama Vice President Research & Development SOHO Global Health Raphael Aswin Susilowidodo (kanan atas) berbincang dengan media via zoom/Merry Apriyani RM

RM.id  Rakyat Merdeka - Menyambut tatanan kenormalan baru alias The New Normal, banyak hal yang perlu dipersiapkan. Termasuk meningkatkan daya tahan tubuh agar tetap fit.

Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan Erlina Burhan mengatakan, kebiasaan yang dijalankan saat pandemi Covid-19 harus diteruskan pada saat The New Normal. Disiplin pembatasan sosial berskala besar (PSBB), antara lain jaga jarak, pakai masker, cuci tangan, hidup bersih dan sehat.

“Untuk meningkatkan daya tahan tubuh seperti makan yang cukup, istirahat, jangan stres serta minum vitamin," jelas Erlina.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam-Konsultan Endokrin Metabolik yang juga Ketua Komite Medis/Team Covid-19 RS Murni Teguh Sudirman Jakarta Roy Panusunan Sibarani mengatakan, saat terjadi pandemi, terjadi juga perubahan pola hidup yang akan berpengaruh terhadap kesehatan metabolik.

“Hanya fokus pada Covid-19 justru membuat orang jadi tidak awas terhadap penyakit metabolik. Padahal, penyakit metabolik itu adalah penyakit degeneratif. Di mana, makin tua kita maka makin banyak kemungkinan kena penyakit diabetes, darah tinggi dan gangguan kolesterol," urai Roy.

Baca juga : Jaga Stamina Tubuh Di Fase New Normal dengan Konsumsi Jahe Susu

Menurutnya, di Indonesia diperlakukan analisa dan data, apakah setelah enam bulan usai pandemi selesai, penyakit metabolik akan bertambah?

Misalnya, yang tadinya tidak diabetes jadi diabetes. Dari yang tadinya diabetes ringan, menjadi diabetes berat. Yang tadinya kolestrolnya biasa, malah jadi naik.

Ini semua, karena pada saat work from home (WFH), mereka takut beli obat, tidak konsultasi ke dokter, dan banyak timbul kecemasan bahkan takut bertemu orang luar.

Untuk mencegah timbulnya penyakit metabolik, dia menyarankan pola hidup yang baik dengan olahraga rutin, konsumsi makanan sehat serta bergizi.

“Terpenting pada kondisi seperti ini adalah antioksidan, salah satu yang meningkatkan sistem imun. Antioksidan ada di vitamin A, C dan E. Kalau ada yang sejenis itu yang bisa kita konsumsi, itu bagus sekali, seperti Astaxanthin misalnya," tambah Dokter Spesialis Alergi-Imunologi Iris Rengganis.

Baca juga : PSBB DKI Diperpanjang, Masa Transisi Sebelum New Normal Berlangsung Hingga Akhir Juni

Astaxhantin sebetulnya ada di dalam tumbuh-tumbuhan seperti buah-buahan dan hewan tertentu, yang bisa dikonsumsi untuk memperoleh antioksidan.

Sayangnya, konsumsi sayur dan buah sehari-hari sering tidak cukup. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan untuk mengonsumsi sayur dan buah sebanyak 400 gram per hari. Sedangkan rata-rata  orang Indonesia hanya konsumsi 173 gram perhari (data BPS 2016).

Menurutnya, bukan hanya pada saat Covid-19, sehari-hari pun kita butuh antioksidan. Apalagi, dengan kondisi saat ini di mana setiap orang butuh sistem imun yang baik.

Sebaliknya, bila kekurangan antioksidan, daya tahan tubuh akan menurun. Seperti diketahui, vitamin C juga mempengaruhi sistem imun.

Dengan beragam manfaat antioksidan, tiap orang membutuhkan antioksidan. Baik anak-anak maupun orang dewasa.

Baca juga : Korni Minta Masyarakat Siap Hadapi Tatanan New Normal

Dijelasakan Vice President Research & Development SOHO Global Health Raphael Aswin Susilowidodo, suplementasi Asthin sering digunakan sebagai terapi suportif yang berfungsi untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh.

“Asthin mengandung bahan aktif natural Astaxanthin yang berasal dari mikroalga spesies Haemustococcus pluvalis. Sebagai salah satu senyawa golongan karotenoid, astaxanthin memiliki potensi antioksidan yang sangat kuat," ucapnya.

Potensi antioksidan Astaxanthin adalah 6.000 kali lebih kuat bila dibandingkan dengan vitamin C, 500 kali lebih kuat bila dibandingkan dengan vitamin E, 550 kali lebih kuat bila dibandingkan dengan EGCG (kandungan pada teh hijau). [MER]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.