Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Musa Widyatmodjo: Di Era Covid, Fashion Tak Lagi Status Sosial

Sabtu, 4 Juli 2020 16:57 WIB
Perancang Busana Musa Widyatmodjo saat bincang virtual Seru-Serian dengan Rakyat Merdeka, Sabtu (4/7)
Perancang Busana Musa Widyatmodjo saat bincang virtual Seru-Serian dengan Rakyat Merdeka, Sabtu (4/7)

RM.id  Rakyat Merdeka - Berbicara soal fashion tentu tak ada habisnya. Jika dulu orang menganggap fashion sebagai gaya hidup untuk menunjukkan status sosial, saat pandemi Covid-19 sekarang, mindset itu berubah. Perancang busana senior Musa Widyatmodjo mengatakan, kini fashion bukan lagi fokus utama masyarakat.

“Sebelum Covid-19, fashion memang fokus utama sebagai status sosial, status politik dan lain-lain. Tapi saat ini yang menjadi fokus utama adalah kesehatan dan makanan. Nah yang terjadi, mereka masih memakai baju yang mereka punya, baju masa lalu hanya mungkin ditambahi dengan baju yang sifatnya protektif seperti pemakaian masker, sarung tangan,” ujar Musa saat bincang virtual Seru-Seruan bersama Rakyat Merdeka, Sabtu (4/7).

Menurut Musa, sekarang telah terjadi satu perubahan perilaku. Ada penambahan elemen fashion yang tadinya tidak masuk dalam pemikiran seperti masker dengan sarung tangan bahkan dengan baju atau jaket Alat Pelindung Diri (APD). 

Musa berpendapat, di era Covid industri fashion kembali ke kebutuhan dasarnya yaitu sebagai sandang. 

Baca juga : Dua Pedagang Positif Covid, Pasar Blok A dan Blok B Tanah Abang Dibius Lokal

“Memang industri fashion, kerajinan saat ini lagi pecah fokus. Justru di sini kita harus jadi sosok kreatif yang dibutuhkan masyarakat. Kalau kemarin-kemarin kan baju dasarnya adalah sandang tapi kemudian di era masa lalu sandang ini berubah jadi status. Di era Covid, balik lagi di era sandang bukan sebagai status. Kenapa? Karena kita sudah tidak punya event, kesempatan, tidak punya wadah di mana memerlukan status seseorang," ungkapnya. 

Lantas, bagaimana sih menumbuhkan geliat fashion itu sendiri di tengah pandemi? 

“Kalau saya lihat kita dalam industri fashion selalu mencari yang baru, itu memang bicara psikologi manusia yang baru dan berbeda. Itu naluri. Yang terjadi dalam empat bulan ini kita vakum. Kalau kita disuruh masuk ke toko maka kita menganggap barang yang kita lihat 3 atau 4 bulan lalu adalah barang basi, barang yang sudah tidak diminati lagi apalagi mindset kita untuk lebih memperhatikan tentang kesehatan, makanan, stay di rumah dan new normal itu sendiri,” jelasnya.

Sebab itu, ini menjadi pekerjaan rumah, harus berpikir untuk menciptakan sesuatu yang baru dari produk sebelumnya. 

Baca juga : Khawatir Jadi Klaster Baru Covid, CFD Sudirman-Thamrin Bakal Disetop Lagi

“Saya ambil contoh biasanya saya memproduksi baju pesta. Lalu saya melihat belum ada acara pesta, yang dibutuhkan dalam dunia fashion adalah busana rumah," selorohnya. 

Dari contoh tersebut, berarti industri fashion secara tidak langsung dipaksa untuk menciptakan ide kreatif yang memang sesuai kondisi saat ini. 

“Kalau dulu di masa sebelum Covid, kita busana rumah seadanya, tapi kalau sekarang busana rumah seadanya udah nggak bisa. Karena kita udah WFH lalu kita ada zoom call, IG live. Kadang sehari masuk kerja, siang kerja di rumah sebentar lari ke supermarket. Jadi memang yang kita butuhkan gaya busana rumah yang casual, yang nyaman,” katanya.

Dia bilang, kalau bicara fashion, maka bicara branding, merek atau bahasa gampang pencitraan. Branding merek dihubungkan dengan story, experience.

Baca juga : Mau Bayaran Gede, Mike Tyson : Lawan Saya

“Tapi ke depan saya bisa pastikan branding itu berubah bukan story lagi, bukan pencitraan yang dibuat-buat tapi lebih ke reason. Branding is about reason. Kita di masa Covid ini, mau tidak mau dipaksa untuk membersihkan bumi, alam dan pikiran dengan berada tenang di rumah," pungkasnya. [TAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.