Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Penyintas Autoimun Dapat Hidup Normal, Hamil Pun Tak Masalah

Sabtu, 7 November 2020 12:05 WIB
Prof.DR.dr.Iris Rengganis Sp.PD, KAI, FINASIM, Tokoh Medis Senior & Ketua Dewan Pembina Marisza Cardoba Foundation (Foto: Tangkapan layar YouTube MCF)
Prof.DR.dr.Iris Rengganis Sp.PD, KAI, FINASIM, Tokoh Medis Senior & Ketua Dewan Pembina Marisza Cardoba Foundation (Foto: Tangkapan layar YouTube MCF)

RM.id  Rakyat Merdeka - Autoimun, penyakit yang diakibatkan adanya gangguan sistim imun, tampaknya harus semakin diwaspadai. Mengingat tren kenaikan kasusnya disinyalir terus meningkat.

Saat ini, memang belum ada data resmi soal jumlah penyintas autoimun di Indonesia. Namun, pada tahun 2019, Marisza Cardoba Foundation yang concern terhadap autoimun, mencatat ada 5.000 penyintas autoimun di Tanah Air. 

Baca juga : Pria Amrik Hidup Bersama 20 Ular Piton

Seperti apa sebenarnya autoimun? Apakah penyakit tersebut menular? Prof.DR.dr.Iris Rengganis Sp.PD, KAI, FINASIM,  Tokoh Medis Senior & Ketua Dewan Pembina Marisza Cardoba Foundation mepnjelaskan, autoimun bukanlah penyakit menular.

"Penyakit autoimun diakibatkan oleh kekeliruan sistem imun, yang seharusnya menyerang kuman justru menyasar ke sel tubuh sendiri. Hal tersebut terjadi di dalam tubuh. Sehingga, tidak dapat menular dari seseorang kepada orang lain," jelas Prof. Iris melalui keterangannya, Sabtu (7/11).

Baca juga : Menyambung Hidup Di Masa Pandemi

Meski tak menular, masyarakat tetap harus ekstra waspada, karena dapat menyebabkan kematian. Terutama, apabila terjadi komplikasi seperti infeksi, gangguan organ atau sumbatan pembuluh darah seperti stroke dan serangan jantung.

Kendati begitu, Prof. Iris meminta penyintas autoimun agar tetap optimis. Karena penyintas autoimun juga dapat hidup normal, meski belum ditemukan obat penyembuhnya. Hamil pun tak jadi soal, bila risikonya dapat dikelola dengan baik. 

Baca juga : Buntut Konser Dangdut, Wakil Ketua DPRD Tegal Jadi Tersangka

"Meski penyakit autoimun belum ditemukan obat penyembuhnya, namun gejalanya dapat ditangani dan penyakitnya dapat dikelola. Konsultasi dan lakukan pemantauan penyakit secara berkala dengan dokter spesialis, untuk membuat rencana pengelolaan penyakit. Selalu terapkan pola hidup sehat menyeluruh yang kita sebut dengan Lima Dasar Hidup Sehat (LDHS)," terang Prof  Iris.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.