Dark/Light Mode

Selama Pandemi Covid-19, Banyak Anak Stres, Orangtua Ngeluh

Kamis, 12 November 2020 20:13 WIB
Selama Pandemi Covid-19, Banyak Anak Stres, Orangtua Ngeluh

RM.id  Rakyat Merdeka - Selama delapan bulan pandemi Covid-19, makin banyak anak-anak dan remaja yang mengalami depresi atau stres. Keluhan juga terjadi pada orang tua.

Konselor dan Hipnoterapis Anak, Remaja dan Keluarga, Lusia Pansilawatiningsih menjelaskan, anak yang mengalami depresi sebagian besar karena kesulitan beradaptasi dengan kondisi pandemi Covid-19. Aktivitas mereka terbatas.

Baca juga : Bantu Indonesia Perangi Covid-19, Australia Sawer Rp 15 T

“Sementara bagi orangtua, beban mereka bertambah. Selain tugas kantor, para orangtua juga punya tugas tambahan dari sekolah anak-anak mereka,” kata Lusi saat menjadi pembicara Talk Show “Happy Parenting Di Masa Pandemi Covid-19” yang diselenggarakan RMco.id secara virtual, Kamis (12/11).

Menurut Lusi, jika orangtua tidak mampu mengatasi masalah, tak jarang anak malah menjadi korban. Dengan begitu, akan semakin banyak anak yang mengalami depresi. Dia mengajak para orangtua untuk menyadari kewajibannya dalam mendidik anak. Pasalnya, mendidik anak bukan hanya tugas sekolah.

Baca juga : Panglima TNI Bakal Bentuk Satuan Nubika

“Kita sebagai orangtua mempunyai kewajiban besar mendidik anak-anak kita,” katanya.

Menurut Lusi, rasa malas dan tidak mau ribet juga menjadi penyakit utama para orangtua dalam mendidik anak. Akibatnya, banyak anak yang mengisi waktu luangnya dengan bermain telepon genggam dan menonton televisi. “Ini juga akan berdampak buruk bagi anak-anak,” jelasnya.

Baca juga : Bertahan Di Tengah Pandemi, Royal Xifu Terus Inovasi Banyak Varian Rasa

Dalam kesempatan itu, Lusi juga menyinggung soal angka kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang semakin tinggi sejak pandemi Covid-19. Menurut dia, hal itu disebabkan karena kondisi emosional orangtua yang tidak stabil. Yang belum sepenuhnya memahami dirinya. Tidak mau mengambil kendali dalam hidupnya sendiri. 

“Ditambah masalah ekonomi dan ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) di mana-mana, ini menjadi faktor penentu KDRT melonjak,” katanya. [QAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.