Dark/Light Mode

Industri Fashion Perlu Fleksibel Hadapi Pandemi Covid-19

Kamis, 1 April 2021 21:11 WIB
National Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC) Ali Charisma. (Foto: Istimewa)
National Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC) Ali Charisma. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pandemi Covid-19 memberi pengaruh terhadap industri fashion di Tanah Air. National Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC) Ali Charisma mengatakan, untuk meningkatkan penjualan serta meningkatkan branding, pelaku usaha perlu fleksibel dalam menjalankan bisnisnya.

Mulai dari branding di platform digital, hingga penjualan secara online. "Kita harus semangat dan berkolaborasi sesama industri fashion dan brand," ujar Ali dalam penghargaan HerStory Indonesia Best Local brand Fashion Awards 2021 yang diselenggarakan secara virtual oleh HerStory, dikutip Kamis (1/ 4).

Menurutnya kebangkitan kembali industri fashion Indonesia juga dipengaruhi oleh sikap para pelaku usahanya. Mereka perlu memiliki mental yang baik, serta terbuka untuk berkolaborasi.

"Kita harus bisa berkolaborasi mempunyai mindset yang terbuka baik sesama pelaku industri atau antar industri, misalnya bekerjasama dengan industri pariwisata atau makanan," tuturnya.

Berdasarkan laporan The State of Fashion 2021 oleh The Business of Fashion dan McKinsey, sebanyak 45 persen responden yang merupakan fashion executive menyebut pandemi Covid-19 dan krisis ekonomi sebagai tantangan terbesar bagi industri fashion di tahun 2021.

Baca juga : Menebak Arah Industri Musik Pasca Covid-19

"Krisis ekonomi dan pandemi Covid-19 adalah tantangan terbesar di tahun 2021. Hal itu juga disepakati oleh para pelaku fashion lokal di seluruh Indonesia," ujar Pimpinan Redaksi HerStory, Clara Aprilia Sukandar.

Adanya digitalisasi, mampu membuat industri fashion bangkit dalam krisis ekonomi di masa pandemi Covid-19. Digitalisasi memberikan optimisme baru.

Sebanyak 71 persen fashion executive berharap, bisnis fashion mereka akan tumbuh 20 persen atau lebih di tahun 2021. Clara juga mengatakan, adanya digitalisasi bermanfaat dalam kemajuan bisnis, melakukan branding, dan menciptakan reputasi brand yang baik di mata masyarakat.

Oleh karena itu, digitalisasi adalah kunci atau peluang terbesar bagi industri fashion untuk bangkit kembali. Menurut laporan Fashion’s Big Reset 2020 oleh Boston Consulting Group, perusahaan fashion dapat meningkatkan 30 persen sampai 55 persen penjualan total melalui digital commerce.

Peningkatan penjualan pun bisa dilakukan melalui digitalisasi, misalnya digital commerce. "Pandemi Covid-19 telah mengubah consumers behavior dalam berbelanja," jelasnya.

Baca juga : Pandemi Covid-19 Membuat 30 Juta UMKM Bangkrut

Tak hanya itu, kemajuan industri fashion pada tahun 2021 juga dipengaruhi dukungan dari pemerintah. Salah satu dukungan pemerintah dalam mendukung pemulihan ekonomi di industri fashion adalah dengan melakukan vaksinasi.

Direktur Konten HerStory.co.id Cahyo Prayogo mengatakan, sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha adalah kunci kesuksesan industri fashion di Indonesia untuk bangkit. Vaksinasi, membuat industri fashion optimis untuk bangkit kembali.

"Oleh karena itu kita perlu tetap disiplin dan konsisten dalam menjalani protokol kesehatan," imbuh Cahyo. 

Selain itu, usaha pemerintah dalam meningkatkan kembali industri fashion dengan cara menggelar festival. Melalui BUMN dan Bank BRI, pemerintah akan menggelar Nusantara Fashion Festival yaitu pameran fesyen terbesar di Indonesia.

Oleh karena itu, HerStory dan Warta Ekonomi ingin memberikan penghargaan kepada brand dan perusahaan fashio yang memiliki reputasi, publikasi, dan advertising yang menarik melalui HerStory Indonesia Best Local Brand Fashion Awards 2021: Be Brave, Be Confident, Be Yourself.

Baca juga : Pastikan Siap Lahir Batin Sebelum Divaksin Covid-19

Tema ini dipilih karena HerStory dan Warta Ekonomi berharap fashion lokal dan brand fashion lokal tetap berinovasi, percaya diri, dan bangga terhadap keunggulan yang dimiliki oleh setiap masing-masing brand.

Dalam kajiannya, tim peneliti Warta Ekonomi dan Redaksi HerStory melakukan penilaian dengan metode penelitian melalui survei yang dilakukan pada 9 Maret-14 Maret 2021 terhadap responden wanita yang bermukim di Jabodetabek.

Ada pun yang menjadi indikator penilaian yaitu, reputasi perusahaan, publikasi, dan advertising.  [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.