Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Tidak Semua KIPI Disebabkan Vaksin

Selasa, 6 April 2021 08:29 WIB
Petugas medis menyuntikan vaksin COVID-19 ke seorang dokter di RS Siloam TB Simatupang, Jakarta, Kamis (14/1/2021). (Foto: ANTARA FOTO).
Petugas medis menyuntikan vaksin COVID-19 ke seorang dokter di RS Siloam TB Simatupang, Jakarta, Kamis (14/1/2021). (Foto: ANTARA FOTO).

RM.id  Rakyat Merdeka - Program vaksinasi di Indonesia sudah berjalan selama tiga bulan. Tapi, masih banyak orang yang khawatir efek samping vaksin.

Lembaga independen yang memantau program vaksinasi pemerintah, Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) menyatakan, keluhan yang terjadi usai vaksinasi belum tentu disebabkan kandungan vaksin.

Baca juga : Tak Perlu Dikhawatirkan, Tapi Harus Diwaspadai

Ketua Komnas KIPI Prof Hindra Irawan Satari mengatakan, untuk memastikan kejadian yang dialami seorang pascavaksin, maka dibutuhkan kajian lagi.

Pasalnya, ini untuk merespons maraknya warga yang masih khawatir Covid-19 di media sosial. Bahkan ramai dibicarakan tentang anggota kepolisian yang meninggal usai ikut vaksin. Menurutnya, ada tiga aspek soal KIPI yang harus dipahami.

Baca juga : Jemaah Harus Saling Kenal

“KIPI itu yang pertama harus dipahami tentang kejadian medik. Selain medik, misalnya habis divaksin ketabrak becak ini nggak termasuk karena fokusnya kejadian medik,” ujar Hindra dalam konferensi pers virtual, di Jakarta, kemarin.

Lalu yang kedua, setelah imunisasi dan yang ketiga diduga berhubungan dengan imunisasi. Dari tiga aspek mendasar itu, kata dia, jelas tidak semua KIPI terkait atau berhubungan dengan imunisasi yang baru dilakukan.

Baca juga : Berdayakan Perangkat Desa, Bantu Lansia Daftar Vaksinasi

Untuk mengkaji keterkaitan KIPI dengan vaksinasi yang sudah diberikan membutuhkan data yang dikaji oleh para ahli. Laporan di tingkat provinsi akan dibahas pada tingkat Komda.

“Di sinilah kami yang terdiri dari profesional di organisasi profesi sampai dari institusi pendidikan semuanya bergabung. Kami mengkaji apakah ada keterkaitan kejadian yang dialami pasien dengan imunisasi atau vaksin,” jelasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.