Dark/Light Mode

Lansia Disaranin Mengkonsumsi Immunomodulator

Senin, 3 Mei 2021 12:45 WIB
Diskusi virtual dengan tema jaga imunitas meski vaksinasi sudah dilakukan yang digagas oleh Imboost/Ist
Diskusi virtual dengan tema jaga imunitas meski vaksinasi sudah dilakukan yang digagas oleh Imboost/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Penyebaran Covid-19 dianggap belum turun secara signifikan. Hal ini cukup mengkhawatirkan.

"Masalah Covid-19 di Indonesia belum dapat diatasi sesuai harapan," jelas Dokter Spesialis Paru, Erlina Burhan.

Kasus di Indonesia sudah di atas 1,6 juta, dengan kematian lebih dari 44 ribu. Saat ini, Indonesia di peringkat ke-18 di dunia dari sisi jumlah kasus Covid-19.

"Harus diingat, menjalankan 5M dan menjaga imunitas tubuh adalah sesuatu yang penting agar pencegahan bisa benar-benar dilaksanakan," ujar Erlina.

Menurut dia, sebenarnya Indonesia bisa belajar dari India, yang baru-baru ini mengalami tsunami Covid-19. Di sana jumlah kasus mencapai 200 ribu per harinya.

Baca juga : Barcelona Vs Getafe, Menguji Konsistensi La Pulga

"Masyarakat abai protokol kesehatan dan merasa sudah divaksin. Belajar dari India, maka vaksin bukan segala-galanya, kalau sudah divaksin jangan euforia dan abai dengan prokes," tegas Erlina.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Alergi Immunologi Gatot Soegiarto juga menegaskan, tidak ada perlindungan yang sifatnya seratus persen dari vaksin.

Dalam kondisi sekarang, Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mensyaratkan perlindungan 50 persen melalui vaksin. 

Perlindungan 50 persen artinya, jika dibandingkan orang yang tidak divaksin, orang yang divaksin risiko tertularnya 50 persen lebih rendah.

BPOM telah mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization pada vaksin Sinovac dengan efikasi 65,3 persen. 

Baca juga : Indonesia Diserang Teroris, Malaysia Ketar Ketir

Artinya, risiko tertularnya 65,3 persen lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak divaksin. Tentu saja vaksin yang digunakan telah melewati serangkaian uji klinis, fase 1 sampai fase 3, sehingga aman digunakan.

Angka itu juga berarti orang yang divaksin pun masih tetap ada kemungkinan terinfeksi Covid-19. 

Namun kemungkinan lebih kecil ketimbang mereka yang tidak divaksin. Termasuk yang sudah pernah terinfeksi pun masih bisa terkena.

"Penggunaan immunomodulator seperti echiancea purpurea ternyata bisa meningkatkan titer antibodi terhadap vaksinasi. Respons tubuh menjadi lebih baik," terang Gatot.

Menurut Gatot, lansia juga disarankan mengkonsumsi immunomodulator, seperti echinace purpurea.

Baca juga : Sulit Tak Mengakui Kasus Video Syur

“Karena sifatnya kalau imun lemah, itu membantu meningkatkan. Kalau sudah berlebihan akan mengerem,” jelasnya.

Lansia mengalami penurunan fungsi imun. Sebab itu, harus dibantu atau dirangsang dengan immunomodulator seperti echinacea purpurea.

Vice President Research & Development and Regulatory SOHO Global Health Raphael Aswin Susilowidodo mengatakan, immunomodulator yang baik mengandung ekstrak Echinacea pupurea dan zinc picolinate.

"Kandungan ekstrak Echinacea purpurea telah terbukti secara klinis dapat memodulasi sistem daya tahan tubuh dan mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut," katanya.

Sementara zinc picolinate berperan aktif dan bekerja sinergis pada sistem imun tubuh. [MER]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.