Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
2 x Lebaran Tanpa Keluarga Di Australia
Ahli Epidemiologi Dicky Budiman: Alhamdulillah, Tahun Ini Saya Sudah Bisa Tarawih Dan Itikaf
Kamis, 13 Mei 2021 15:30 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Sudah dua kali kita melewati Lebaran di tengah situasi pandemi. Momen Hari Raya Idul Fitri yang biasanya identik dengan kumpul-kumpul atau silaturahmi keluarga, terpaksa absen dari jadwal kegiatan karena dilakukan secara virtual. Terutama, bagi mereka yang tinggal jauh di perantauan.
Hal ini dirasakan betul oleh Ahli Epildemiologi dan Global Health Security Griffith University, Brisbane, Australia, Dicky Budiman.
Baca juga : Menteri Siti: Alhamdulillah, Ikhtiar Dan Doa Dikabulkan
"Ini Lebaran kedua tanpa keluarga. Karena istri saya kan kerja di salah satu BUMN di Jakarta, anak-anak saya kuliah. Jadi, sejak awal mereka nggak ikut ke sini. Rencana awal, 4 atau 5 bulan sekali mereka ke Australia. Awal 2020 sempat tahun baruan di sini. Tapi, itu pun saya sudah khawatir karena saya baru pulang dari Guangzhou China, menghadiri konferensi internasional tentang pandemi. Setelahnya, betul-betul nggak bisa karena pandemi," ungkap Dicky kepada RM.id.
"Australia ini kan responnya cepat dan kuat. Maret 2020, lockdown sekitar 2 bulan. Jadi, saya nggak bisa meminta keluarga datang saat Idul Fitri tahun lalu," lanjutnya.
Baca juga : Alhamdulillah, Bunda Bisa Terus Susui Dede Bayinya
Dicky menjelaskan, tak ada shalat Idul Fitri dalam momen Lebaran di Australia. Padahal, setelah lockdown, sangat minim kasus.
"Karena gradasi kelonggarannya diatur ketat, konsistensinya dijaga, masjid baru diizinkan beroperasi setelah 3 bulan lockdown. Protokol kesehatannya ketat. Kebijakan tersebut terus dijalankan selama berbulan-bulan. Alhamdulillah, tahun ini kasusnya semakin jarang," papar Dicky.
Baca juga : Ahli Epidemiologi UGM Imbau Masyarakat Kurangi Aktivitas Di Luar Rumah
Memasuki tahun 2021, Australia mendeteksi 1 kasus positif di hotel karantina. Kejadian itu langsung direspon dengan lockdown 3 hari, dengan testing dan tracing yang memadai. Dari 1 kasus, yang dilacak ada 19 ribuan orang. Sisanya, nggak boleh ke mana-mana.
Kemudian, kira-kira 2 bulan sebelum puasa, muncul 4 kasus di RS. Lagi-lagi bukan kasus transmisi lokal. Kebijakan lockdown 3 hari pun kembali diterapkan, ditambah 2 hari pengetatan. Plus 2 minggu pembatasan kuat dengan protokol kesehatan ketat.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya