Dark/Light Mode

Kegiatan Merajut Budaya Aksara di Indonesia

Suatu Sarana Promosi Dan Komunikasi

Sabtu, 18 September 2021 10:03 WIB
Amelya Nugroho
Amelya Nugroho

RM.id  Rakyat Merdeka - Langkah lembaga Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) melakukan kegiatan bertajuk Merajut Indonesia melalui Digitalisasi Aksara Nusantara (MIMDAN) adalah sebuah tindakan yang patut mendapat apresiasi dari segenap lapisan masyarakat di Indonesia. Gagasan MIMDAN untuk mendigitalisasikan seluruh warisan aksara yang pernah diciptakan oleh leluhur suku bangsa di Indonesia pada jamannya akan berdampak baik bagi generasi penerus.

Gagasan tersebut mendapat sambutan positif dari lembaga internasional yang membidangi kebudayaan, yaitu UNESCO. Hal ini sejalan dengan salah satu program UNESCO, yaitu digital heritage yang di dalamnya termasuk aksara. Atas dorongan lembaga itu, PANDI berkenan mendeklarasikan kegiatan tersebut sebagai salah satu dari program-program strategisnya pada tanggal 12 Desember 2020, meskipun sebenarnya PANDI sudah memulai langkah kegiatan itu sejak awal tahun 2020.

Baca juga : Amankan Pasokan Vaksin, Indonesia Siap Kerja Sama Dengan Pihak Mana Pun

Kegiatan PANDI tersebut dilaksanakan secara konsisten. PANDI merangkai kegiatannya secara berkesinambungan, bulan demi bulan, bahkan merencanakan untuk jangka panjang yang jauh ke depan, yaitu visi untuk mengimplementasikan aksara daerah Indonesia agar tetap eksis dan ikut berkiprah pada era baru industri digital. Kegiatan itu mungkin memiliki sebuah tujuan tersembunyi dalam rangka kelangsungan usaha yang menjadi rutinitas kegiatan dan berhubungan dengan segala produk usaha PANDI. Pada prinsipnya, lembaga tersebut membutuhkan sarana dalam rangka mempromosikan produk yang menjadi komoditas layanannya ke publik, yaitu nama domain internet berekstensi .id yang merupakan ekstensi kode negara indonesia.

Sebagaimana yang ditampilkan pada laman website lembaga APTLD (Asia Pacific Top Level Domain), nama domain internet berekstensi .com masih menguasai pasar pengguna internet di Indonesia, hal ini bisa dipahami karena populernya nama domain internet tersebut, selain memang hadir lebih dulu di ranah siber.

Baca juga : Chartered Astronacci Trader Institute Cetak Ahli Trading Profesional

Perbandingan pengguna .com dengan .id di pasar pengguna nama domain di Indonesia adalah seperti ini: status per Desember 2019 (.com = 61 persen, .id = 29 persen), status per April 2020 (.com = 60 persen, .id = 31 persen), status per Juli 2020 (.com = 58 persen, .id = 33 persen), status per Januari 2021 (.com = 52,4 persen, .id = 34,7 persen). Dengan data tersebut, dapat dikatakan bahwa PANDI yang mengandalkan produk nama domain internet berekstensi .id masih kalah dalam konteks pemasarannya, meskipun terlihat dari waktu ke waktu dapat memperkecil deviasinya. PANDI memang membutuhkan sebuah usaha keras untuk mengantisipasi situasi tersebut.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.