Dark/Light Mode

Kunjungi Terminal Harjamukti

Dirjen Hubdat: Rute Jakarta-Cirebon Lancar, Kecelakaan Turun 88%

Senin, 3 Juni 2019 12:48 WIB
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi (ketiga kiri) bersama rombongan saat berkunjung ke Terminal Harjamukti, Cirebon, Jawa Barat, Minggu (2/6).
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi (ketiga kiri) bersama rombongan saat berkunjung ke Terminal Harjamukti, Cirebon, Jawa Barat, Minggu (2/6).

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi terus berkeliling untuk memastikan perjalanan mudik masyarakat berjalan lancar. Kemarin petang (Minggu, 2/7), Budi berkunjung ke Terminal Harjamukti, Cirebon, Jawa Barat, untuk mengecek kondisi di sana.

“Puncak arus mudik sudah terjadi pada 30 Mei-1 Juni malam. Hari ini saya menyusuri Jakarta-Cirebon tidak terjadi kepadatan. Ini berkat one way yang diterapkan Kepolisian. Kecuali tadi masuk Cawang sampai KM 15 masih ada sedikit hambatan. Namun lepas dari KM 29, kecepatan bisa mencapai 70-80 kilometer per jam,” kata Budi, di sela kunjungan itu, seperti dalam keterangan yang diterima redaksi, Senin (3/6).

Baca juga : 2019, Mabes Polri: Tingkat Kecelakaan Lalin Turun 61%

Dari data yang diperolehnya, kata Budi, di Terminal Harjamukti ada peningkatan untuk bus dan kendaraan penumpang. Untuk bus, peningkatannya dari H-10 sampai H-4 tidak begitu banyak. Namun, secara umum penggunaan bus saat awal Lebaran banyak digunakan masyarakat untuk tujuan Jawa Barat dan Jawa Tengah.

"Banyak pemudik dari Jakarta banyak yang pakai bus mudik gratis yang diadakan oleh pemerintah dan swasta,” jelas Budi.

Baca juga : Buat Yang Mudik Jangan Ngebut

Budi juga memaparkan bahwa dalam arus mudik ini ada kenaikan penggunaan sepeda motor. “Untuk penggunaan sepeda motor dari jalur pantura di sekitar Balonggandu ada peningkatan cukup signifikan dibandingkan tahun lalu. Pada H-7 (29 Mei) terdapat kenaikan 127 persen dengan rincian tahun 2018 sebanyak 42.556 unit, sementara 2019 terdapat 96.627 unit. Sementara H-6 (30 Mei) naik 138 persen. Yaitu pada tahun 2018 sebanyak 34.838 unit dan tahun 2019 sebanyak 83.128 unit. Namun pengguna bus tidak begitu tinggi karena banyak masyarakat yang lebih memilih kendaraan pribadi,” ucap Budi.

Saat ditanya mengenai angka kecelakaan, Budi mengungkapkan bahwa tahun ini menurun. “Seputar data kecelakaan dibandingkan data tahun 2018 di hari yang sama, menurun sangat tajam. Di 2018 bisa sampai dengan 1.911 kecelakaan dengan korban meninggal dunia 691 orang. Tapi selama 2019 ini yang tercatat di posko kami kecelakaan sejumlah 220 kasus dengan korban meninggal dunia 90 orang. Ini terjadi penurunan tajam sampai 88 persen,” katanya.

Baca juga : Mega Kasih Salam dan Senyuman Menghibur

“Memang ada korelasi yang signifikan antara mudik gratis dengan penggunaan bus, karena di luar mudik gratis itu terjadi penurunan (pengguna bus) tapi dengan kendaraan pribadi mengalami peningkatan. Sepeda motor secara umum ada peningkatan yang cukup tinggi dibanding tahun 2018, saya kira karena banyak masyarakat yang sudah menguasai penggunaan motor namun kita harapkan tidak dipakai selama mudik. Tapi walaupun pengguna sepeda motor cukup banyak, tapi angka kecelakaan tidak begitu tinggi,” lanjut Budi.

Budi berharap, kampanye yang dilakukan pihaknya mengenai mudik tanpa sepeda motor dapat dipatuhi pemudik. “Sepeda motor ini moda transportasi yang paling berbahaya dan rawan kecelakaan, jadi diharapkan masyarakat tidak ada lagi yang memaksakan diri naik motor untuk mudik,” tutup Budi  [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.