Dark/Light Mode

Bagi-bagi Sertipikat Tanah Gratis

Anies Seperti Jokowi

Kamis, 16 Desember 2021 07:20 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyerahkan 5.000 sertifikat hak tanah warga di Hotel Grand Mercure, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (14/12/2021). [Foto: Dok. Kodamjaya]
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyerahkan 5.000 sertifikat hak tanah warga di Hotel Grand Mercure, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (14/12/2021). [Foto: Dok. Kodamjaya]

 Sebelumnya 
“Pak Anies, bagiin sertipikat tanah itu kan kerjaannya presiden? Kenapa diambil alih? Apa bapak mau jadi presiden? Saya dukung kalau mau jadi presiden,” kicau @henri160803. “Awas. Ada yang tersinggung,” samber @Issangadjils7.

@EnasRonnie malah menyebut Anies lagi jadi PLT presiden. “Pak Anies jadi PLT ya?” guraunya. “Hmm kok mirip-mirip. Konsultannya sama pak?” tanya @MRijalulM.

Akun @tatakujiyati menerangkan, Anies bagi-bagi sertipikat tanah bukan ujug-ujug. Ada latar belakangnya.

Baca juga : Erick Dipuji Jokowi

“Pemprov DKI memberikan hibah ratusan miliar kepada BPN agar warga DKI bisa mendapatkan layanan sertipikat gratis lewat program PTSL. Just info, kepada yang bertanya kenapa Anies yang bagikan sertifikat tanah,” cuitnya.

@ntasanusa berterima kasih kepada Anies karena mendapat sertipikat tanah gratis. “Saya termasuk yang mensertipikasi lahan rumah tempat tinggal saya di Jaksel. Alhamdulillah gratis,” cuitnya.

Warganet yang mencaci Anies pun tak kalah banyak. Malah ada yang bawa-bawa Gubernur DKI sebelumnya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. “Maaf sertipikat tanah Jakarta sudah ada 3 tahun lalu programnya yang dicanangkan oleh Pak Ahok. Karena transisi peralihan gubernur sempat terbengkalai,” sebut akun @prastyo261.

Baca juga : Basarah: Berantas Mafia Tanah Harus Dari Hulunya

Lalu bagaimana penilaian pengamat? Pengamat Politik Indonesian Public Institute (IPI), Karyono Wibowo, tak kaget apa yang dilakukan Anies. Menurut dia, bagi-bagi bantuan, sertipikat tanah, turun langsung, dan memakai isu-isu hajat hidup akar rumput masih efektif untuk mengambil hati rakyat untuk mendulang suara.

Karyono menyarankan, siapapun tokoh yang akan maju Pilpres 2024, tidak mengambil posisi sebagai antitesis Jokowi. Di satu sisi, memang akan menggaet ceruk pemilih yang selama dua periode ini tak memilih Jokowi, tapi di lain sisi justru akan merugikan.

“Kepuasan publik terhadap Jokowi tinggi. Tercermin dalam berbagai survei,” sarannya. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.