Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Puluhan Tahun Susah Dapat Air Bersih

Warga Muara Angke Mau Mandi Aja Nunggu Hujan

Kamis, 24 Februari 2022 09:00 WIB
Puluhan Warga Muara Angke berdemo di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (22/2). Mereka mengadu karena puluhan tahun tidak mendapatkan pelayanan air bersih perpipaan dan mendesak Gubernur Anies Baswedan memenuhi janji menyediakan air bersih murah. (Foto: Dwi Pambudo/RM).
Puluhan Warga Muara Angke berdemo di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (22/2). Mereka mengadu karena puluhan tahun tidak mendapatkan pelayanan air bersih perpipaan dan mendesak Gubernur Anies Baswedan memenuhi janji menyediakan air bersih murah. (Foto: Dwi Pambudo/RM).

 Sebelumnya 
Total kebutuhan air minum dan cuci mandi per keluarga mencapai 228 liter. Satu keluarga harus mengeluarkan biaya berkisar Rp 1,14 juta per bulan. Biaya itu sangat membebani ekonomi keluarga. Karena, mayoritas warga setempat berprofesi sebagai nelayan tradisional. Warga Muara Angke, Nur Wenny mengungkapkan, banyak warga membeli air bersih hanya untuk minum.

Harganya Rp 15.000 untuk tiga pikul atau Rp 5.000 per 40 liter. Untuk sebulan, biaya yang dikeluarkan mencapai Rp 400.000. “Untuk mandi dan mencuci kami harus nunggu hujan. Nunggu air rob. Sementara, kali sudah enggak ada yang bersih. Makanya kami harus minta ke Pemerintah,” sebutnya.

Dia berharap Pemprov DKI Jakarta menyediakan layanan air bersih dengan harga murah. “Selama ini kami dipaksa kaya, apalagi dengan Corona seperti ini. Kami banyak yang dipecat, tidak ada pekerjaan. Tapi kami harus tetap bayar kebutuhan hidup. Tubuh kami butuh air,” sambung Wenny.

Baca juga : Jelang Tanding Di Asia Beregu 2022, Ini Harapan Para Atlet Bulutangkis Indonesia

Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Afan Adriansyah mengatakan, PAM Jaya sudah punya perencanaan untuk mengatasi permasalahan air bersih. “Tahun ini sudah dialokasikan untuk 100 lokasi kios air. Itu ada tiga tahap. Nanti saya akan cek, tapi saya akan minta tahapannya yang secepatnya untuk bisa masuk (ke 3 kampung tersebut),” katanya saat menemui langsung para pengunjuk rasa.

Afan berjanji, pihaknya akan berusaha membangun kios air secepatnya. Tarifnya disubsidi sehingga akan terjangkau oleh masyarakat. “Tetap ada (tarif), tapi itu sangat murah, jangan khawatir. Itu sesuai Peraturan Gubernur Nomor 57 tahun 2021 tentang Penyesuaian Tarif Otomatis Air Minum.

Jadi memang Pergub ini dipersiapkan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) supaya dia bisa dapat harga murah,” terang Afan.

Baca juga : Sambut Tahun Macan Air, TREVO Beri Tawaran Meraung

35 Persen Wilayah Susah Air

DPRD DKI Jakarta mengkritik lambatnya kinerja Pemprov DKI memenuhi kebutuhan air bersih. “Penetrasi air bersih masih mandek di angka 65 persen. Artinya masih ada 35 persen warga yang belum dapat akses air bersih.

Padahal penyediaan air bersih ini ada di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD,” kata Anggota DPRD Fraksi PDIP Komisi D, Yuke Yurike. Yuke meminta, masalah krisis air bersih di Muara Angke harus segera diatasi. “Kasihan mereka harus membeli air pikulan yang mahal. Bahkan, pengeluaran mereka untuk air bersih lebih banyak dari warga Menteng,” sindir Yuke. [DRS]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.