Dark/Light Mode

Diterjunkan Bareng 300 Personel Polda Metro Jaya

Anjing Pelacak Siap Bekuk Begal Dan Bubarkan Tawuran

Rabu, 2 Maret 2022 09:00 WIB
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran. (Foto: Humas Polri).
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran. (Foto: Humas Polri).

 Sebelumnya 
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria menuturkan, orangtua punya kewajiban memperhatikan anak-anaknya yang pergi ke luar rumah. Orangtua harus memastikan bahwa anak-anaknya tidak terlibat sebagai pelaku kejahatan dan tawuran. “Mari jaga. Didik dan awasi anak kita setiap hari.

Terlebih mereka yang masih remaja perlu dapat perhatian, bimbingan dari orangtua,” pesan Riza di Jakarta, kemarin. Politisi Gerindra ini memerintahkan, Pengurus Rukun Tetangga (RT)/Rukun Warga (RW) meningkatkan pengawasan kepada setiap warganya yang keluar masuk lingkungan. “Jangan sampai ada kegiatan tawuran di lingkungan,” katanya.

Baca juga : Bareng YouTuber Kondang, Erick Thohir Santap Sayur Asem Betawi Dan Pecak Gurame

Menurutnya, lingkungan berperan besar dalam mencegah tawuran remaja. Setiap warga memiliki peran untuk melakukan pengawasan. “Kami juga meminta aparat keamanan untuk meningkatkan pengawasan, pelaksanaan dan penindakan terhadap pelaku tawuran agar bisa memberikan efek jera,” pesan Wagub.

Riza juga mengingatkan para remaja agar tidak mudah tersulut emosi. Semua anggota masyarakat merupakan sahabat, teman dan saudara. “Jangan sampai melakukan tindakan yang tidak terpuji. Apalagi tawuran yang dapat mencelakakan orang lain,” imbuhnya.

Baca juga : Cegah Kerumuman, Polda Metro Tutup 11 Ruas Jalan Jelang Pergantian Tahun

Dosen Politeknik llmu Pemasyarakatan (Poltekip), Imaduddin Hamzah menilai, banyak faktor yang menyebabkan remaja terlibat kejahatan jalanan. Pertama, aspek usia. Seseorang di usia remaja, sedang mengalami pergolakan psikologis menuju kedewasaan dan pembentukan identitas diri. “Kemampuan kontrol emosi belum stabil.

Pertimbangan melakukan tindakan rasional dan moral masih terbatas,” katanya. Kedua, aspek lingkungan. Jika remaja tumbuh dalam keluarga dan komunitas yang familiar dengan kekerasan, konflik sosial, dan kriminalitas, maka akan membentuk kepribadian remaja yang serupa.

Baca juga : DPRD DKI Dukung Rencana Polda Metro Jaya Bikin Sirkuit Buat Pembalap Liar

Kondisi ini, lanjutnya, diperparah dengan minimnya pilihan kegiatan positif yang dimiliki remaja tersebut. Dan ketiga faktor kontrol sosial dari orangtua dan masyarakat. Menurutnya, rendahnya kontrol sosial dari orang tua dan masyarakat membuat para remaja lebih berani melakukan hal-hal yang melanggar norma hukum.  [OSP]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.