Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Beijing pernah mengalami masalah polusi yang kompleks mirip Jakarta. Namun, udara ibu Kota China tersebut kini sudah membaik signifikan. Strategi itu sebaiknya dijiplak di DKI.
Saran tersebut disampaikan Direktur Eksekutif Komisi Penghapusan Bensin Bertimbal, Ahmad Safrudin.
Dia menuturkan kota Beijing memiliki masalah yang kompleks seperti Jakarta pada tahun 1998. Polusi udara di Beijing didominasi pembakaran batubara dan kendaraan bermotor. Hal itu membuat geram masyarakat setempat dan akhirnya Beijing menyatakan perang melawan polusi udara.
Baca juga : Ikut Sukseskan Formula E Jakarta, DHL Bangga
Beijing menerapkan sejumlah strategi optimalisasi infrastruktur energi, kontrol emisi kendaraan bermotor hingga pengendalian polusi batubara.
Pada September 2016, kota itu membangun proyek menara bebas asap setinggi tujuh meter di Taman 751 D. Bangunan itu diklaim dapat menyerap polusi udara seluas lapangan bola dengan teknologi listrik statis.
“Setelah dua dekade perang melawan polusi, tahun 2017, konsentrasi partikulat udaraPM2,5 turun sebesar 35 persen,PM 10 turun 55 persen, sulfur dioksida turun 83 persen, nitrogen oksida turun 43 persen dan senyawa organik yang mudah menguap turun 42 persen,” ungkap Ahmad, baru-baru ini.
Baca juga : Kualitas Udara Jakarta Terburuk Ke-22 Dunia
Manajemen kualitas udara itu berjalan mulus karena didukung penegakan hukum lingkungan yang ketat. Meskipun beberapa ilmuan lingkungan menilai udara di Beijing masih tidak sehat karena belum sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), namun upaya pemerintahan kota tersebut dapat menjadi acuan bagi Jakarta.
“Beijing lebih parah dari kita (Jakarta), lebih besar dari kita dan lebih complicated. Tapi kita ini kurang lebih seperti Beijing,” jelas Ahmad.
Selain Beijing, disebutkan Ahmad, beberapa manajemen pengendalian polusi kota-kota di dunia juga dapat dijadikan contoh bagi Jakarta. Antara lain Tokyo di Jepang, Berlin di Jerman, dan Sacramento di California.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya