Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Sebanyak 400 Rukun Warga (RW) di Jakarta rawan kebakaran. Yang tambah miris, hidran di sebagian lokasi tersebut rusak. Bahkan, ada wilayah tidak memiliki peralatan untuk memadamkan si jago merah tersebut.
Data itu merupakan hasil kajian Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bersama Disaster Risk Reduction Center Universitas Indonesia (DRRC UI).
“Di luar 400 RW itu, ada 64 RW yang masuk kategori sangat berisiko tinggi rawan kebakaran,” kata Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta Satriadi Gunawan di Jakarta, baru-baru ini.
Baca juga : Tiap Desa Di Kabupaten Bogor Bakal Disiram Duit 1 M
Satriadi tidak merinci mana saja wilayah RW rawan kebakaran tersebut. Dia hanya menjelaskan, untuk menentukan status RW rawan kebakaran atau tidak ditentukan lewat sejumlah variabel. Seperti ketersediaan pos pemadam kebakaran, dan Sistem Keselamatan Kebakaran Lingkungan (SKKL).
Kemudian, ketersediaan relawan kebakaran, sarana dan prasarana penanggulangan kebakaran, kondisi kepadatan penduduk, kondisi bangunan, dan aktivitas ekonomi yang dilakukan di kawasan tersebut.
Hasil kajian DRRC UI menyebut, 48 persen wilayah di Ibu Kota memiliki risiko kebakaran sedang. Jakarta Timur menjadi wilayah dengan persentase tertinggi kategori kebakaran sedang, yakni 51 persen. Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Kepulauan Seribu Utara masing-masing 49 persen.
Baca juga : Hidran Di Ibu Kota Terkendala Tekanan Air
Jakarta Barat 48 persen, dan Jakarta Utara 44 persen. Untuk Kepulauan Seribu Selatan memiliki persentase 38 persen dengan kategori kebakaran ringan.
Kajian DRRC UI juga menyebut kondisi hidran di semua wilayah tersebut buruk. Bahkan, ada yang belum tersedia hidran. Dinas Gulkarmat DKI Jakarta mencatat, di seluruh wilayah DKI terdapat 1.213 hidran. Namun hanya sekitar 421 hidran yang berfungsi baik, memiliki tekanan cukup untuk pemadaman kebakaran.
Selain itu, DRRC UI menyatakan kepadatan penduduk menjadi salah satu komponen yang mempengaruhi risiko kebakaran di Jakarta. Sebab, meningkatnya kepadatan penduduk sejalan dengan meningkatnya bangunan. Hal ini menyebabkan konsentrasi penghuni dan bangunan menjadi tidak seimbang. Data menunjukkan bahwa penyebab kebakaran adalah aktivitas manusia yang menjadi penyebab pendukung meningkatkan risiko terjadinya kebakaran.
Baca juga : Kebaya Rawan Diklaim Tetangga
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengungkapkan, kasus kebakaran di Jakarta cukup tinggi. Selama Januari-April 2022 terjadi 330 kebakaran. Jika dirata-rata, itu artinya dalam sehari terjadi 2 kali lebih kebakaran.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya