Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ngekor Surabaya, Januari 2023 DKI Mulai Sulap Sampah Jadi Listrik

Senin, 10 Oktober 2022 20:14 WIB
Gubernur DKI Jakrta Anies Baswedan meluncurkan fasilitas pengelolaan sampah landfill mining dan refused-derived fuel (RDF) Plant TPST Bantargebang, Senin (10/10). (Foto: Istimewa)
Gubernur DKI Jakrta Anies Baswedan meluncurkan fasilitas pengelolaan sampah landfill mining dan refused-derived fuel (RDF) Plant TPST Bantargebang, Senin (10/10). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akhirnya melakukan pembukaan praresmiFasilitas Pengolahan Sampah Landfill Mining dan RDF Plant di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang sebagai Energi Baru Terbarukan dari Jakarta pada Senin (10/10). Fasilitas ini menjadi yang kedua di Indonesia setelah Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Juni 2021.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menerangkan, TPST Bantargebang menghasilkan materi Refuse Derived Fuel (RDF), yaitu hasil olahan sampah dengan nilai kalor dan spesifikasi tertentu, sehingga dapat dijadikan bahan bakar alternatif pengganti batubara. 

Gubernur Anies berharap dengan adanya RDF ini akan mengubah paradigma pada TPST Bantargebang, dari yang hanya sebagai Tempat Pembuangan Akhir (TPA) menjadi sebuah proyek percontohan dan rujukan di Indonesia.

“Alhamdulillah, setelah melalui proses yang cukup panjang, kita sekarang sampai kepada babak baru di TPST Bantargebang. Semula yang dipandang sebagai TPA, sekarang menjadi tempat untuk pengolahan dan percontohan yang nanti akan jadi rujukan untuk seluruh Indonesia,” terang Gubernur Anies seperti dikutip dari Siaran Pers PPID DKI Jakarta, Senin (10/10).

Tak hanya tempatnya, tetapi juga paradigma sebagian besar masyarakat akan sampah, yang mana ini adalah salah satu instrumen penting bagi kita untuk menyadari bahwa sampah juga memiliki nilai lebih dan dapat memulai untuk mengelolanya dengan baik.

“Ini artinya, paradigma yang berubah akan menular. Ketika kita memandang sampah sebagai tanggung jawab bersama, ketika kita memandang sampah itu sebagai sesuatu yang bisa dimanfaatkan lebih jauh, maka perubahan itu akan berdampak dari hulu di tempat sampah itu dihasilkan, nanti di hilir di mana itu diproses,” tambahnya.

Lebih lanjut, keberadaan RDF ini sangat sejalan dengan kampanye Pemprov DKI Jakarta yakni gerakan Jakarta Sadar Sampah, karena pembelajaran dan pembentukan kesadaran dapat dimulai dari hal-hal seperti yang diperkenalkan kepada generasi muda, sehingga akan membentuk kebiasaan dan budaya di masyarakat.

Baca juga : Agung Laksono: Orang Jawa Dan Non Jawa Punya Hak Sama Jadi Capres

“Bapak/Ibu sekalian, lambang di rompi ini saya selalu bawa, ini sekarang jadi lambang kita, Jakarta Sadar Sampah. Karena, kita harus membangun ini menjadi sebuah gerakan ke mana saja dan kapan saja,” tuturnya.

“Kita berharap, proyek ini tuntas yang akan bisa bukan saja memfasilitasi kebutuhan energi sekarang, tetapi juga saya berharap tempat ini disiapkan untuk pembelajaran bagi anak-anak kita. Perubahan cara pandang terhadap sisa residu sampah itu harus dilakukan secara sabar. Perlu waktu, karena dari mulai pengetahuan, ada proses pembiasaan, lalu nanti jadi kebiasaan. Setelah jadi kebiasaan, dia menjadi budaya. Kalau jadi budaya, dia jadi peradaban baru,” pesannya.

Pembangunan fasilitas pengolahan sampah Landfill Mining dan RDF Plant dilakukan dengan metode kontruksi rancang-bangun dan dilaksanakan selama 317 hari kalender, terhitung sejak 17 Februari 2022 sampai dengan 30 Desember 2022, serta ditargetkan siap beroperasi mulai Januari 2023.

Pembangunan fasilitas ini dilaksanakan di atas lahan seluas 74.914 m2 di dalam area TPST Bantargebang. Progres pekerjaan saat ini telah mencapai 82 persen dan ditargetkan selesai pada akhir Desember 2022 mendatang.

Kapasitas pengolahan sampah pada fasilitas ini yaitu 1.000 ton/hari sampah lama dan 1.000 ton/hari sampah baru, serta dapat menghasilkan Refuse Derived Fuel (RDF) sebanyak 700 – 750 ton/hari.

RDF yang dihasilkan selanjutnya akan dimanfaatkan oleh industri semen sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan pada produksi semen. Off Taker RDF hasil pengolahan sampah di TPST Bantargebang yaitu2 (dua) industri semen, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk siap menerima minimum 550 ton RDF/hari dan PT Solusi Bangun Indonesia siap memanfaatkan 150 ton RDF/hari.

Proses pengolahan sampah menjadi RDF terdiri atas tahap penyaringan (screening), pemilahan (separating), pencacahan (shredding), dan pengeringan (drying). Kualitas RDF yang dihasilkan akan memenuhi spesifikasi teknis untuk industri semen, antara lain nilai kalor minimum 3.000 kKal/kg, kadar air maksimum 20%, dan ukuran maksimum 5 cm.

Baca juga : Nggak Punya Duit Malah Ganti Mobil Listrik

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengungkapkan, fasilitas Landfill Mining dan RDF Plant dilengkapi sarana pengendalian pencemaran lingkungan (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dan pemantauan kualitas lingkungan (Stasiun Pemantauan Kualitas Udara).

Diharapkan, pelaksanaan pembangunan fasilitas ini tetap on schedule, on budget, dan on quality. Pelaksanaan pekerjaan ini juga untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional pascapandemi COVID-19 melalui penyerapan tenaga kerja lokal serta penggunaan produksi dalam negeri.

“Kami juga telah menyiapkan kelembagaan untuk pengelolaan fasilitas ini dalam bentuk Badan Layanan Umum Daerah Unit Pengelola Sampah Terpadu (BLUD UPST),” tandas Asep.

Sebagai informasi, pada Juni 2021 Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan fasilitas pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, Kota Surabaya. Jokowi memuji kinerja Wali Kota Surabaya atas keberhasilan mewujudkan fasilitas tersebut.

"Saya acungi dua jempol untuk Pemerintah Kota Surabaya baik wali kota lama maupun baru," kata Jokowi di TPA Benowo, Surabaya, Kamis (5/6).

Ia mengatakan, kecepatan pemerintah kota Surabaya dalam membangun PSEL patut mendapatkan apresiasi. Sebab, Surabaya menjadi kota yang paling cepat dalam membangun PSEL dibandingkan tujuh kota lain yang diberi tugas serupa.

Pembangunan PSEL di kota lain masih tersendat oleh berbagai kendala, seperti tapping fee, barang daerah, dan urusan lainnya. Terlebih, pembangunan PSEL tidak hanya sekadar pengolahan sampah menjadi listrik.

Baca juga : Rakor Sama KSAL, Moeldoko: Jangan Persulit Nelayan di Laut

"Ada masalah kebersihan kota, pencemaran karena sampah ditumpuk, kalau hujan sampah mengasilkan limbah. Masalah semua," ujar dia.

Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2016 (Perpres 18/2016) menetapkan 7 kota untuk pilot project pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa), yaitu Jakarta, Tangerang, Bandung, Semarang, Surakarta, Surabaya, dan Makassar.

Tujuh kota ini dipilih karena dinilai paling siap untuk PLTSa. PLTSa membutuhkan sampah paling sedikit 1.000 ton/hari agar mencapai skala keekonomian. Maka tidak semua kota cocok untuk PLTSa, hanya kota-kota besar yang volume sampahnya amat besar.

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.