Dark/Light Mode

Bawang Merah Surplus, Kota Wali Siap Suplai ke Daerah Lain Jelang Idul Fitri

Jumat, 25 Maret 2022 10:52 WIB
Bawang merah asal Demak siap dipasok ke pasaran/Ist
Bawang merah asal Demak siap dipasok ke pasaran/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak, Agus Nugroho Luhur Pambudi mengungkapkan, Demak siap menyuplai bawang merah ke daerah lain yang mengalami kekurangan dalam menghadapi Idul Fitri tahun ini.

Menurut Agus, perkiraan luas tanam bawang merah di Kabupaten Demak pada Februari seluas 1.641 hektar. Produksi bawang merah pada panen yang akan dilaksanakan pada April nanti mencapai 9.837 ton. 

"Untuk tanam Maret luasannya sekitar 1.002 hektar, yang akan dipanen Mei dengan estimasi produksi 8.016 ton. Sementara kebutuhan di Demak 281 ton. Sehingga Demak surplus dan dan siap menyuplai daerah lain yang kekurangan," kata Agus saat dihubungi, Kamis (24/3).

Baca juga : Senangnya... Indonesia Bakal Bebas Karantina

Perkembangan harga bawang merah di Kota Wali ini, menurut Agus, sama seperti yang dialami sentra bawang merah lainnya, cenderung mengalami fluktuasi. Pada triwulan IV tahun 2021, harga bawang merah menurutnya  anjlok pada kisaran Rp.9.000 – Rp.10.000/kg. 

Penurunan harga tersebut diakibatkan panen raya di beberapa sentra penghasil bawang merah di daerah lain, yang tidak terserap maksimal sesuai permintaan konsumen. DItambah, petani tidak mempunyai gudang untuk menyimpan hasil panen (tunda jual).

"Tapi, masuk awal tahun 2022 harga bawang merah mulai stabil di pasaran," ungkapnya.

Baca juga : Peternak Boyolali Siap Suplai Kebutuhan Sapi Jabodetabek

Sementara, Sulawi, petani bawang merah yang sudah menekuni bawang merah lebih dari 10 tahun mengatakan, tantangan terbesar bagi petani bawang merah adalah curah hujan yang tinggi. 

"Kalau cuaca bagus, satu hektar bisa hasil 8-9 ton per hektar," ungkap Sulawi.

Menyoal rencana pemerintah akan melakukan impor bawang merah, Sulawi justru berharap produk pertanian terangkat agar petani mendapatkan hasilnya.

Baca juga : Cadangan Devisa Surplus, Rupiah Kinclong

"Pengennya sih tidak impor. kalau impor biasanya pasaran banjir barang. Otomatis nanti harga barang di petani lebih murah. Tapi, yah gimana caranya, kalau pun terpaksa impor, harga tetap stabil dan petani terangkat," harapnya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.