Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Belum Stabil dan Batuk-batuk Terus, Status Gunung Tangkuban Parahu Naik Jadi Waspada

Jumat, 2 Agustus 2019 09:56 WIB
Penampakan Gunung Tangkuban Parahu di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Jumat (2/8). (Foto: PVMBG)
Penampakan Gunung Tangkuban Parahu di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Jumat (2/8). (Foto: PVMBG)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pusat Vulkanologi, Mitigasi, dan Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan, hingga saat ini, kondisi Gunung Tangkuban Parahu di wilayah Kabupaten Bandung Barat dan Subang, Jawa Barat masih belum stabil. Aktivitas dan potensi erupsinya dapat berubah sewaktu-waktu.

"Ancaman bahaya yang terjadi saat ini berupa hujan abu serta hembusan gas vulkanik, dengan konsentrasi berfluktuasi di sekitar Kawah Ratu, yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan jiwa pengunjung, pedagang, masyarakat sekitar, bila kecenderungan konsentrasi gas-gas vulkanik tinggi. Erupsi freatik dan hujan abu di sekitar kawah berpotensi terjadi  tanpa ada gejala vulkanik yang jelas," demikian keterangan resmi PVMBG yang dipublikasikan melalui akun Twitter @vulkanologi_mbg, Jumat (2/8).

Terkait hal itu, PVMBG pun menaikkan tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu, dari Level 1 (Normal) menjadi Level II (Waspada) terhitung sejak Jumat (2/8) pukul 08.00 WIB.  

Baca juga : Tangkuban Parahu Erupsi Lagi, Awas Konsentrasi Gas Vulkanik Meningkat

Sejak Jumat (2/8) pukul 00.00 WIB hingga saat ini, PVMBG mencatat, gunung api yang identik dengan legenda Sangkuriang itu sudah empat kali batuk-batuk alias mengalami erupsi.

Erupsi pertama pada pukul 00:43 WIB, terjadi dengan tinggi kolom abu tidak teramati. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 50 mm (overscale) dan durasi ± 3 menit 6 detik. Kemudian, erupsi kembali terjadi pada pukul 01:45, 03:57 dan 04:06 (masih berlangsung hingga saat ini) WIB.

Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 50 mm (overscale). Secara seismik, aktivitas Gunung Tangkuban Parahu masih didominasi oleh gempa-gempa  yang mencerminkan aktivitas di kedalaman dangkal berupa gempa hembusan.

Baca juga : Pasca Erupsi, Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu Masih Ditutup

Setelah erupsi terjadi, rekaman seismik didominasi oleh gempa hembusan dan tremor menerus dengan amplitudo maksimum 0.5-31 mm (dominan 0.5-20 mm). Tremor ini berkaitan dengan pelepasan tekanan berupa hembusan-hembusan yang terjadi sampai saat ini, diikuti oleh rangkaian erupsi tanggal 1 dan 2 Agustus 2019.

"Secara deformasi, pasca erupsi 26 Juli lalu, Gunung Tangkuban Parahu masih mengalami inflasi kecil bersifat lokal. Data deformasi mengindikasikan aktivitas Gunung Tangkuban Parahu masih belum stabil. Sedangkan secara geokimia gas, area sekitar Kawah Ratu menunjukkan hasil pengukuran konsentrasi gas vulkanik H2S dan cenderung menurun. Namun, pengukuran gas tanggal 31 Juli dan 1 Agustus 2019 menunjukkan konsentrasi gas masih berfluktuasi dan cenderung naik," jelas PVMBG.

Evaluasi menerus tetap dilakukan untuk mengantisipasi tingkat aktivitas dan potensi ancaman erupsi. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.