Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Akibat Penanganan Limbah Buruk
Pasar Kramat Jati Becek Dan Bau Busuk Tuh Pak!
Selasa, 14 Februari 2023 07:30 WIB
Sebelumnya
Direktur Utama Perumda Pasar Jaya Tri Prasetyo mengungkapkan, untuk revitalisasi Pasar Induk Kramat Jati, pihaknya bekerja sama dengan PT RKM dengan skema business to business (B2B). Selama revitalisasi pasar, pedagang ditempatkan di lokasi sementara.
National Water and Sanitation Information Services (Nawasis) dalam penelitiannya menyebut, pasar dan rumah tangga menyumbang sampah organik terbesar di Jakarta. Yakni, sampai 90 persen dari total sampah Ibu Kota.
Baca juga : Gemar Membaca Menuntun Masyarakat Jadi Cerdas dan Beradab
Sampah organik pasar, menurut pusat data dan informasi berbasis internet untuk memantau perkembangan sektor air minum dan sanitasi di Indonesia ini, dapat diolah menjadi kompos. Karena massa Carbon terhadap massa nitrogen (C/N) dari sampah pasar sudah mendekati C/Nrasio yang disyaratkan dalam pengolahan sampah menjadi kompos. Sehingga tidak diperlukan banyak perlakuan tambahan.
Namun waktu yang diperlukan untuk mengubah sampah organik menjadi kompos relatif cukup lama, 10-12 minggu. Pengomposan ini dilakukan dengan beberapa metode, yaitu metode windrow (penumpukan) dan dengan menggunakan komposter.
Baca juga : Moeldoko: Pembangunan Infrastruktur IKN Berjalan Sesuai Tahapan
“Berdasarkan hasil penelitian dan pengambilan sampel, diketahui bahwa sampah Pasar Induk Kramat Jati sebagian besar berupa sampah organik yaitu sebesar 99,85 persen,” sebut Nawasis.
Untuk pengolahan sampah organik di Pasar Induk Kramat Jati, lanjutnya, sistem injeksi udara dengan jalur pipa merupakan desain yang paling tepat. Karena sampah yang dihasilkan per hari cukup banyak. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya