Dark/Light Mode

Polda Metro Sebut Penipuan Jastip Tiket Coldplay Karena Keteledoran Korban

Jumat, 7 Juli 2023 22:15 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Polda Metro Jaya mengungkapkan, pelaku kejahatan penipuan di media sosial seperti modus jasa titip alias jastip tiket konser Coldplay rata-rata tidak memiliki kemampuan teknologi informasi atau IT yang mumpuni.

Bahkan beberapa di antaranya, hanya lulusan sekolah dasar alias SD.

Hal ini diungkap Panit I Subdit Siber Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya Ipda Satrio dalam diskusi bertajuk 'Waspada Kejahatan Siber Masyarakat Harus Bagaimana?' yang digelar Forum Wartawan Polri (FWP) di Hotel Diradja, Jakarta Selatan, Jumat (7/7).

Satrio menyebut, sebagian besar kejahatan penipuan di media sosial terjadi karena keteledoran korban.

"Untuk kasus-kasus penipuan ini yang beberapa kali kita hadapi tidak semua orang yang melakukan penipuan itu orang yang jago atau orang yang pandai dalam hal IT. Saya rasa lebih banyak kepada keteledoran daripada korban ataupun kurangnya literasi digital untuk masyarakat kita," ungkap Satrio.

Baca juga : Kapolda Metro Akui Sempat Bertemu Dewas, Bahas Kasus Kebocoran Dokumen

Berdasarkan pengalaman dari beberapa pengungkapan kasus penipuan di media sosial, lanjut Satrio, pihaknya baru menemukan satu pelaku yang memang memiliki kemampuan IT cukup mumpuni.

Sedangkan selebihnya hanya orang biasa yang memanfaatkan momentum seperti ramainya peminat konser Coldplay.

"Ada di daerah Sulawesi sana saya mendapati itu cuma satu orang yang punya kemampuan biasa memprogram itu satu orang. Itu disebut mekanik di sana. Kalau pelaku-pelakunya SD aja nggak lulus banyak," tuturnya.

Atas hal itu, Satrio mengimbau masyarakat untuk lebih waspada. Khususnya dalam melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang tidak jelas asal usulnya.

Sementara kuasa hukum korban kasus jastip tiket Coldplay, Muhamad Zainul Arifin punya penilaian berbeda.

Baca juga : Kapolda Metro Sebut Ada Peristiwa Pidana Dalam Kebocoran Dokumen Penyelidikan KPK

Dia menilai, penipuan di media sosial merupakan bentuk kegagalan kementerian dan lembaga pemerintah dalam melakukan langkah antisipatif.

Meski, beberapa korban memang ada yang berulang kali tertipu dengan modus yang serupa.

"Sebetulnya bukan keteledoran dari kawan-kawan korban, tetapi keteledoran dari pemerintah bagaimana cara mengantisipasi ini," ujarnya.

Bagaimana pun, menurut Zainul pemerintah tidak bisa menyamaratakan status pendidikan dan ekonomi korban. Sehingga, dalam situasi seperti ini pemerintah semestinya lebih aktif melakukan langkah-langkah pencegahan.

"Jadi jangan disamakan kluster mana masyarakat menengah dan masyarakat yang menengah ke atas. Karena bagaimana pun juga kawan kawan masyarakat di luar sana pendidikannya tidak sama. Tapi inilah fungsi pemerintah untuk melakukan antisipasi. Kalau tidak ada (antisipasi), dibiarkan begitu saja maka korban akan terjadi dan terjadi lagi," jelasnya.

Baca juga : Ditreskrimsus Polda Metro Dengar Curhatan Warga Kelurahan Kalibata Jaksel

Polda Metro Jaya diketahui telah menangkap beberapa pelaku kasus penipuan modus jastip tiket Coldplay.

Dua di antaranya merupakan pasangan suami istri berinisial ABF (22) dan W (24) di Yogyakarta.

Dalam melancarkan aksi kejahatannya kedua tersangka menggunakan akun Twitter @findtrove_id, yang dibeli dari seseorang seharga Rp 750 ribu.

Mereka sengaja membeli akun dengan jumlah pengikut atau followers banyak tersebut untuk menyakinkan korban.

Tak hanya membeli akun Twitter, kedua tersangka juga membeli rekening tabungan dari seseorang di media sosial. Hal ini dilakukan untuk menyulitkan pihak kepolisian dalam melakukan pelacakan.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.