Dark/Light Mode

Kerugian Akibat Macet Jakarta, Bisa Buat Bikin Ibu Kota Baru

Minggu, 15 September 2019 07:14 WIB
Ketua Tim Kajian Pemindahan Ibu Kota Negara dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Imron Bulkin (kedua kiri) dan Ketua Pelaksana FGD Rancang Bangun Kesiapan Kalimantan Timur Sebagai Ibu Kota Baru, Margiono dalam acara diskusi di Hotel Aryaduta, Jakarta, Jumat (13/9). (Foto: Ng Putu Wahyu Rama/Rakyat Merdeka)
Ketua Tim Kajian Pemindahan Ibu Kota Negara dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Imron Bulkin (kedua kiri) dan Ketua Pelaksana FGD Rancang Bangun Kesiapan Kalimantan Timur Sebagai Ibu Kota Baru, Margiono dalam acara diskusi di Hotel Aryaduta, Jakarta, Jumat (13/9). (Foto: Ng Putu Wahyu Rama/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Beban Jakarta sebagai Ibu Kota Negara, memang luar biasa berat. Kota Metropolitan ini menjadi pusat segalanya: bisnis dan pemerintahan. Semua aktivitas, nyaris tumpah di Jakarta.

Alhasil, penduduknya pun makin bertambah setiap tahunnya. Hingga masuk 10 besar dunia.

Kalau sudah begini, imbasnya pasti ke mana-mana. Mulai dari soal pencemaran, kian minimnya persediaan air baku, turunnya permukaan tanah, hingga kemacetan yang menggila.

Baca juga : Ini Masukan Emak-emak Buat Transportasi Ibu Kota

"Peringkat kepadatan Jakarta, hanya satu tingkat di bawah Mumbai. Yang mengerikan, terjadi penurunan permukaan tanah secara konsisten 10 cm per tahun. Sehingga pada tahun 2050, penurunan permukaan tanah diperkirakan turun 2,5 meter," jelas Ketua Tim Pelaksana Rencana Pemindahan Ibu Kota Negara dan Staf Khusus Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Imron Bulkin, dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema "Rancang Bangun dan Kesiapan Kalimantan Timur sebagai Ibu Kota Baru NKRI," di Hotel Aryaduta, Jakarta, Jumat (13/9).

Soal kemacetan, Imron menggarisbawahi kerugian yang dialami Jakarta. Tak hanya membikin pening warganya karena butuh waktu 4 jam untuk rutinitas rumah-kantor PP, kemacetan ini juga bikin tekor Jakarta hingga Rp 65 triliun per tahun.

"Kerugian akibat macet itu, bisa buat modal bikin ibu kota baru," cetus Imron.

Baca juga : Jonan Pastikan Pasokan Listrik di Ibu Kota Baru Aman

Karenanya, keputusan pemerintah memindahkan Ibu Kota Negara ke Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara sudah sangat tepat.

Terkait hal ini, Anggota Dewan Pers Hendry Chairudin Bangun mengatakan, pemindahan ibu kota memang harus disiapkan sejak sekarang. Menurutnya, segala ketakutan yang menghantui banyak orang, belum tentu terjadi.

"Tak usah khawatir. Semua yang terkait kepindahan ibu kota pasti terstruktur. Di samping masalah biaya, hambatan utama soal ini adalah persoalan komunikasi. Karena itu, informasi tentang kepindahan ibu kota negara harus bisa tersampaikan dengan baik ke masyarakat," tutur Hendry. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.