Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Demo Di Mana-mana

Mahasiswa Dibangunin Siapa

Selasa, 24 September 2019 08:12 WIB
Ribuan mahasiswa dari berbagai universitas melakukan aksi hingga malam hari, di depan Gedung DPR, Jakarta, Senin (23/9) malam. (Foto: Khairizal Anwar/RM)
Ribuan mahasiswa dari berbagai universitas melakukan aksi hingga malam hari, di depan Gedung DPR, Jakarta, Senin (23/9) malam. (Foto: Khairizal Anwar/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Gerakan mahasiswa yang sudah lama tak kedengaran suaranya, muncul lagi. Seharian kemarin, ribuan mahasiwa di beberapa wilayah turun ke jalan. Dimulai dari Yogyakarta, gelombang unjuk rasa lalu merembet dan membesar ke kota-kota lain di Tanah Air.

Ada yang bertanya siapa yang membangunkan mahasiswa dari tidurnya itu.

Seruan aksi ini dimulai dari ajakan di Twitter sejak Minggu (22/9) malam melalui tagar #GejayanMemanggil. Tagar tersebut melambung dan menjadi trending topic. Kicauan tagar ini antara lain mengajak para mahasiswa turun ke jalan dengan sejumlah tuntutan, antara lain merevisi UU KPK yang baru disah kan, penundaan pengesahan RUU KUHP, dan mendorong demokratisasi.

Heboh di jagat maya mewujud di dunia nyata. Tagar #Gejayan Memanggil kemudian menjelma jadi aksi ribuan mahasiswa. Mereka menamakan diri Aliansi Rakyat Bergerak. Mereka melakukan aksi damai Gejayan Memanggil.

Ada 7 tuntutan yang disuarakan. Menunda pengesahan RUU KUHP, merevisi UU KPK yang baru saja disahkan, menuntut negara untuk mengusut dan mengadili elite-elite yang bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan, dan menolak pengesahan RUU Ketenagakerjaan.

Baca juga : Jebol Pagar DPR, Mahasiswa Masih Mau Lanjut

Tuntutan lain menolak RUU Pertanahan, mendesak pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dan mendorong proses demokratisasi. Aksi ini juga menyuarakan Mosi Tidak Percaya ke DPR dan Elite Politik.

Seruan aksi GejayanMemanggil sambut mahasiwa di kampus lain. Ribuan mahasiswa di sejumlah kota ikutan turun ke jalan menyuarakan hal yang sama. Di Jakarta, Bandung, Ma lang, Sleman, dan Makassar.

Di Jakarta, aksi dilakukan di Gedung DPR. Sedangkan di daerah, dilakukan di depan Gedung DPRD. Hari ini, para mahasiswa mengancam akan kembali menggelar unjuk rasa lebih besar.

Di Jakarta, aksi diikuti sejumlah mahasiswa dari Universitas Indonesia, UIN Jakarta, Universitas Al-Azhar, Universitas Kristen Indonesia, dan beberapa kampus lain. Aks dimulai dari siang hingga malam. Tuntutannya masih sama. Pemerintah merespons cepat gelombang aksi ini.

Presiden Jokowi mengumpulkan jajarannya untuk membahas situasi terkini. Jokowi juga bertemu dengan para pimpinan DPR dan memutuskan untuk menunda pengesahan RUU KUHP.

Baca juga : Kecewa, Mahasiswa Nyatakan Mosi Tidak Percaya Kepada DPR

Usai rapat, Menkopolhukam Wiranto meminta mahasiswa agar tak turun ke jalan. Mantan Panglima ABRI ini ingin para mahasiswa menunjuk perwakilan, dan bertemu dengan aparat terkait. Ia khawatir, aksi ditunggangi kepentingan pihak tertentu atau menimbulkan kekacauan.

Wiranto mengajak para mahasiswa mau menggunakan cara lebih terhormat, yakni dengan mengirimkan perwakilan dan berdialog dengan instansi tujuan penyampaian aspirasi. “Kami ajak mahasiswa supaya masuk ke proses yang sehat (dialog) seperti itu,” kata Wiranto.

Wakil Ketua MPR, Ahmad Basarah, yakin gerakan yang digalang mahasiswa di depan Gedung DPR, Senayan tidak akan membesar dan menjadi gerakan reformasi jilid II. Kata dia, ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi untuk menyebut satu gerakan akan berubah menjadi seperti saat reformasi.

Dia mencontohkan, reformasi terjadi karena adanya pemimpin yang otoriter. “Kalau dilihat dari syarat itu, maka tidak terpenuhi dalam figur Pak Jokowi,” kata Basarah, kemarin.

Gelombang aksi mahasiswa ini bikin penasaran sejumlah pihak. Lini masa Twitter dipenuhi pertanyaan siapa yang menggerakkan mereka. Atau siapa yang membangunkan mahasiswa ini.

Baca juga : Demo Anarkis di Jayawijaya, Bandara Wamena Ditutup Sementara

Dari analisa Drone Emprit, sistem yang memonitor dan menganalisa percakapan media sosial, diketahui bahwa tagar #GejayanMemanggil disambungkan cluster baru yang sebelumnya tidak pernah nimbrung dalam percakapan politik di Twitter.

Pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi, mengatakan, percakapan #GejayanMemanggil terus meningkat seiring dengan terjadinya aksi di lapangan. Dari analisis Drone Emprit, terlihat bahwa peta mention #GejayanMemanggil menampilkan satu cluster. Banyak akun-akun yang selama ini tidak muncul dalam pro- kontra politik justru terlibat dalam tagar ini.

Hal tersebut menandakan bahwa ini gerakan ini dimotori energi baru dalam peta media sosial di Indonesia. “Bukan dari cluster oposisi maupun pro pemerintah. Meski masih kecil, namun bisa membawa perubahan ke depan,” kata Ismail, di akun Twitter miliknya, kemarin.

Ada pun top influencer yang tertangkap dengan data adalah @JDAgra- ria, @panjipnjk, @EA_Books, @ maha siswaYUJIEM, @obedkresna. Informasi #GejayanMemanggil juga disebar di kanal Instagram. Top meme di IG juga mirip dengan yang dibagikan di Twitter.

Meski tagar ini dinilai masih awalan, namun sebarannya sudah cukup luas di berbagai kota di Indonesia dan adalah Yogyakarta, lalu Jakarta, Sleman, Surabaya, baru Bandung. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.