Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Tusuk Wiranto, Teroris Semakin Edan

Jumat, 11 Oktober 2019 09:09 WIB
Inilah detik-detik Menko Polhukam Wiranto (batik hijau) ditusuk teroris, di Pandeglang, Banten, Kamis (10/10). (Foto: Antara)
Inilah detik-detik Menko Polhukam Wiranto (batik hijau) ditusuk teroris, di Pandeglang, Banten, Kamis (10/10). (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Teroris berulah lagi. Lebih edan lagi. Lebih biadab lagi. Bukan ngebom lagi, tapi untuk pertama kalinya, teroris nekat menusuk pejabat negara. Menko Polhukam, Wiranto jadi korban pertama. Semoga Pak Wiranto sembuh. Semoga kasus ini tak terulang lagi.

Teroris nusuk Wiranto itu terjadi di alun-alun Menes, Pandeglang, Banten, pukul 11.50 siang, kemarin. Saat itu, Wiranto baru beres menghadiri peresmian Gedung Kuliah Bersama di Universitas Mathla’ul Anwar, di Kampung Cikaliung, Desa Sindanghayu, Kecamatan Saketi.

Wiranto lewat ke Menes untuk pulang ke Jakarta menaiki helikopter yang terparkir di sana. Saat Wiranto tiba, masyarakat sudah berkerumun, siap-siap menyambut mantan Panglima ABRI itu. Mereka memegang ponsel dengan status siaga untuk memotret atau memvideokan.

Turun dari mobil, Wiranto menyalami polisi yang menyambutnya. Tiba-tiba saja, dari arah kiri, seorang pria langsung menyerang dengan sebilah pisau. Wiranto dan ajudannya berhasil menangkis. Namun, pisau tersebut tetap mengenai perutnya. Wiranto terjerembab ke tanah. Ibu-ibu yang menyaksikan kejadian itu langsung histeris.

“Allahu akbar. Naon eta (apa itu - Sunda, Red)?” teriak ibu-ibu itu. Kejadian itu hanya berlangsung hanya belasan detik. Wiranto kemudian dibantu berdiri, dan langsung dibawa kembali ke mobil untuk dilarikan ke RSUD Berkah Pandeglang.

Direktur Utama RSUD Berkah Pandeglang, Firmansyah menyatakan, Wiranto mengalami luka di perut bagian kiri bawah. “Sudah terkena lapisan dinding perut, tapi belum sampai usus. Ada dua tusukan, terkenanya di bagian lapisan peritoniumnya (membran yang melindungi rongga perut),” ujar Firmansyah.

Dari foto yang beredar, terlihat perut sebelah kiri Wiranto diperban. Ditandu, dia tampak meringis. Sampai di ruang IGD, dia mengenakan masker oksigen. “Dibawa ke sini untuk menstabilkan saja kondisi beliau, apakah terjadi pendarahan atau tidak,” imbuhnya.

Dari RSUD Berkah, Wiranto dibawa ke RSPAD Gatot Subroto menggunakan helikopter. Dia tiba di RSPAD pukul 2.44 siang. Wiranto datang melalui pintu samping RSPAD. Areanya disterilkan. Wiranto dioperasi selama tiga jam. Lalu dipindahkan ke ICU. Dikabarkan sampai dini hari tadi, Wiranto dalam keadaan baik. Tapi, tidak diizinkan banyak tamu yang menengok.

Baca juga : Penusukan Wiranto Bentuk Kebiadaban

Pelaku Ditangkap

Pelaku penusukan langsung ditangkap. Keduanya adalah Syahril Alamsyah alias Abu Rara dan Fitri Andriana. Mereka pasangan suami istri. Syahril berasal dari Medan, Sumatera Utara. Sementara istrinya, berasal dari Brebes, Jawa Tengah. Keduanya mengontrak rumah di Kampung Sawah, Kecamatan Menes, Pandeglang.

Kapolda Banten, Irjen Tomsi Tohir, menyebut, pasutri ini sama-sama menusuk Wiranto. “Yang laki-laki dalam bentuk belati, dan perempuan gunting,” ujarnya.

Belati yang digunakan adalah kunai, yang biasanya dipakai ninja di Jepang. Bentuknya mirip anak panah. Seperti pada film kartun Naruto.

Karopenmas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, menambahkan, keduanya terpapar paham radikal ISIS. Anggota kelompok radikal itu memang menargetkan serangan terhadap pejabat publik dan aparat kepolisian. Pandeglang memang dianggap “rawan ISIS” oleh Kepolisian.

“Pak Wiranto kan Menko Polhukam membawahi Polri dalam melakukan penegakan hukum terhadap kelompok- kelompok terorisme,” beber Dedi.

Kemarin sore, kedua pelaku dipindahkan dari Mapolsek Menes ke Mabes Polri dengan minibus yang dikawal ketat Kepolisian. Kasus mereka kini ditangani Densus 88 Antiteror.

Kepala BIN, Budi Gunawan, mengungkapkan, Syahril dan Fitri adalah anggota Jamaah Anshorut Daulah (JAD) Bekasi pimpinan Abu Zee, yang sudah ditangkap pada 23 September lalu.

Baca juga : Luka, Wiranto Sempat Dilarikan Ke RSUD Berkah Pandeglang

"Ini ada kaitannya dengan lima yang kemarin ditangkap di Bekasi, beberapa hari lalu. Yang merencanakan membom,” ujar BG, sapaan akrab Budi Gunawan, di RSPAD.

BG mengungkapkan, Syahril sebelumnya bergabung dalam JAD Kediri. Dia kemudian teridentifikasi pindah ke Bogor. Setelah bercerai dengan istrinya, dia pindah ke Menes, difasilitasi salah satu anggota JAD dari Menes, Abu Syamsuddin.

“Beberapa kegiatan yang bersangkutan sudah dideteksi dan sudah dalam pengembangan,” sambung BG. Di antaranya, kegiatan Syahril mengumpulkan pisau.

BIN sendiri sudah memprediksi, menjelang pelantikan presiden, ada rencana teror yang ingin dilakukan JAD. Khususnya, JAD Bekasi. Presiden Jokowi juga menyebut pelaku penusukan sebagai teroris.

“Tadi hanya beberapa menit setelah kejadian penusukan dengan pisau oleh teroris kepada Menko Polhukam, Bapak Wiranto, saya langsung dapat laporan dan langsung perintahkan yang ada di lapangan untuk segera dibawa dengan heli menuju ke Jakarta, RSPAD,” tegas Jokowi, usai menjenguk Wiranto, kemarin petang.

Jokowi menyebut, Wiranto menjalani operasi. Dia me- minta seluruh masyarakat mendoakan Wiranto segera pulih Jokowi kemudian memerintahkan Kapolri, Kepala BIN, serta Panglima TNI untuk mengusut tuntas peristiwa tersebut. Juga, menindak tegas pelaku dan seluruh jaringan yang terkait dengan peristiwa penusukan itu.

Kapolri juga diperintahkan memperketat pengamanan pejabat negara. Kepada masyarakat, Jokowi mengajak memerangi radikalisme dan terorisme di Tanah Air.

"Hanya dengan upaya bersama terorisme dan radikalisme bisa kita selesaikan dan berantas dari negara yang kita cintai,” imbaunya.

Baca juga : Suami-Istri Penyerang Wiranto Diduga Terpapar ISIS, Sudah Diamankan

Wapres Jusuf Kalla alias JK yang juga menjenguk Wiranto mengaku kaget dengan penusukan itu. “Kan ini pertama kali orang yang cederai pejabat dengan tikaman,” ucap JK.

Penusukan ini merupakan bukti, masih ada kelompok radikal nekat yang berkeliaran. Polri, TNI, hingga BIN, disebut JK, selalu memberi peringatan gejala serangan dari kelompok radikal.

Ketua Fraksi PKB, Cucun Ahmad Syamsurijal, menilai peristiwa ini kembali menjadi bukti jika ancaman radikalisme di Indonesia memang nyata.

“Kami sangat terkejut atas peristiwa penusukan Menko Polhukam di Pandeglang. Hal ini menjadi early warning bagi kita semua, bahwa sel-sel kelompok radikalis masih aktif dan menuntut kewaspadaan bagi kita sebagai bangsa untuk menghadapinya secara bersama-sama,” ujar Cucun, kemarin.

Dia mengatakan, kenekatan pelaku menusuk Wiranto sudah sangat nekat. Mereka memilih pejabat tinggi negara sebagai korban.

“Hal ini menunjukkan jika doktrin yang mereka terima sebagai motivasi dalam melakukan aksi begitu terinternalisasi di kepala pelaku. Dan itu sangat berbahaya karena nilai-nilai tersebut memuat nilai-nilai kekerasan," ujarnya. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.