Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Habis Dipercantik, Trotoar Kok Diserobot Parkir Liar

Kamis, 31 Oktober 2019 01:37 WIB
Parkir liar di trotoar (Foto: Twitter azzamayam)
Parkir liar di trotoar (Foto: Twitter azzamayam)

RM.id  Rakyat Merdeka - Revitalisasi trotoar di sejumlah jalan di Jakarta sebagian telah rampung. Tapi sayang, langsung beralih fungsi. Ada yang jadi tempat parkir, lapak pedagang kaki lima (PKL) hingga tambal ban.

Misalnya, trotoar di Jalan Raya Otista, Jatinegara, Jakarta Timur yang sebagian besar sudah kelar. Tapi dijadikan parkir liar. 

Berdasarkan pengamatan Rakyat Merdeka, sejumlah pelaku parkir liar adalah para pelanggan toko dan pemilik tempat usaha, seperti percetakan, sablon, warung makan, dan usaha lainnya di sepanjang jalan ini. 

Karena tak punya lahan parkir, mobil hingga sepeda motor pemilik dan konsumen dengan santainya menaruh kendaraan mereka di atas trotoar. Malah, di beberapa toko, mereka sengaja memasang semacam ramp dari kayu untuk mempermudah kendaraan naik ke trotoar selebar lebar 3,5 meter ini. Papan reklame usaha mereka bahkan berdiri di tengah trotoar. Malah ada yang berdiri di guidance block untuk kaum difabel. 

“Gak ada tempat parkir lagi. Sebelum dibenerin trotoarnya kita juga parkirnya di sini,” ujar salah satu pegawai toko percetakan yang enggan disebut namanya. 

Baca juga : Sertijab Menhan, Prabowo Disambut Upacara

Sepanjang 3,6 kilometer trotoar di Jalan Otista Raya direvitalisasi Pemprov DKIJakarta. Menghabiskan anggaran Rp 23 miliar. Targetnya, rampung seluruhnya pada akhir 2019. 

Selain parkir liar, PKL juga menjamur. Ada gerobak bakso, siomay, pedagang minuman, hingga tambal ban. Masalahnya, sebagian mereka menutupi guidance block berwarna kuning yang diperuntukkan untuk kaum disabilitas. 

Sementara di dekat Perumahan Taman Indah, ada pedagang cat yang menempatkan drum mereka di atas trotoar. Tak jauh dari lokasi ini, warga yang kesal menutup trotoar dengan kayu. Ini dilakukan agar pengendara motor tidak dapat melintas. 

Tentu saja keberadaan motor dan mobil ini bikin pejalan kaki susah lewat. Trotoar yang baru dua mingguan jadi ini juga cepat rusak. Selain itu, dapat pula bikin pudar cat merah trotoar dan guidance block untuk kaum disabilitas bercat kuning cerah yang masih baru ini. Apalagi yang berada di depan usaha bengkel. Trotoar sudah pasti lambat laun akan kusam. 

“Ya pejalan kaki jadi sempit melintas. Ada motor pada parkir begini. Mau lewat bahu jalan, masih ada material trotoar begitu,” curhat Effendi, pejalan kaki yang melintas. 

Baca juga : Masih Diperbaiki, Gerbang Tol Pejompongan Belum Bisa Bertransaksi

Untuk diketahui, meski pengerjaan trotoar sebagian besar sudah rampung, namun bekas mate¬rial masih menumpuk di jalanan. Bahkan masih ada papan pemberitahuan tengah dikerjakan proyek revitalisasi yang masih berdiri di bahu jalan. Effendi pun berharap ada ketegasan dari Satpol PP untuk menindak PKLdan kendaraan bermotor yang berada di atas trotoar. 

Sementara di Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, sejumlah titik trotoar yang baru kelar dire¬vitalisasi jadi lahan tempat parkir liar. Terutama di depan-depan restoran, pengunjung menaruh sepeda motor di atas trotoar. 

Sejumlah PKL juga tak segan buka lapak. Seperti di seputar Stasiun Cikini yang mengarah ke Pasar Kembang Cikini. Lapak pedagang sampai mengambil separuh lebar trotoar. Pejalan kaki pun mengeluh. 

“Ya gimana pasti keganggu lah. Sayang benar udah dibikin lebar, malah buat parkir liar dan PKL. Yang tegas dong, pindahin semua PKLdan berantas parkir liar,” pinta warga yang melintas di Jalan Cikini. 

Ketua Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus menegaskan, penegakan hukum terhadap perampas hak pejalan kaki asangat lemah. Dari hasil audit dan catatannya, pelanggaran seakan dibiarkan. 

Baca juga : Bandara Kertajati Motor Baru Pertumbuhan Ekonomi dan Pariwisata Jabar

Berdasarkan laporan yang dihimpun melalui kanal pengaduan masyarakat serta hasil inspeksi lapangan lembaganya, masih banyak trotoar yang belum ‘ramah’ bagi pejalan kaki. Trotoar masih banyak hambatan seperti PKL, parkir liar, pangkalan ojek, dan belum aman bagi penyandang disabilitas. 

Lembaganya menerima 100 lebih per hari laporan keluhan warga terkait penyalahgunaan trotoar. Mulai pembangunan trotoar, saat dibangun, hingga setelah rampung dibangun. 

Selain Jalan Otista dan Cikini, dia juga mendapat banyak laporan kondisi serupa. Misalnya, di kawasan Panglima Polim, Jakarta Selatan, trotoar ambles akibat sering dijadikan area parkir bus. Banyak titik trotoar yang ditutup kayu oleh warga untuk menghalau pemotor bandel melintas. Mestinya, bukan warga yang melakukan ini, melainkan aparat Pemprov DKIJakarta. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.