Dark/Light Mode

Musni Hardi Dilantik Jadi Kepala Perwakilan BI Kediri

Jumat, 15 Maret 2019 15:41 WIB
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo (kiri) dalam acara Serah Terima Jabatan Kepala Perwakilan BI Kediri yang baru,  Musni Hardi KA (menandatangani sertijab), menggantikan  Djoko Raharto di Kediri, Jawa Timur, Jumat (15/3). (Foto: Humas BI)
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo (kiri) dalam acara Serah Terima Jabatan Kepala Perwakilan BI Kediri yang baru, Musni Hardi KA (menandatangani sertijab), menggantikan Djoko Raharto di Kediri, Jawa Timur, Jumat (15/3). (Foto: Humas BI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bank Indonesia senantiasa berkomitmen memperkuat bauran kebijakan untuk memperkokoh ketahanan ekonomi nasional. Sinergi dan kolaborasi adalah dua hal mutlak yang harus dipenuhi, untuk memperkuat stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Baik skala nasional, ataupun daerah. 

Hal itu disampaikan Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo dalam acara serah terima jabatan (Sertijab) Kepala Perwakilan BI Kediri, Jumat (15/3). Sertijab dilakukan kepada Musni Hardi KA, sebagai Kepala Perwakilan BI Kediri yang baru, menggantikan Djoko Raharto

Musni Hardi diamanahkan untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi, dengan berbagai pemangku kepentingan dalam tugas menjaga kestabilan harga, serta mendorong sumber pertumbuhan ekonomi yang baru untuk mendukung momentum pertumbuhan ekonomi di wilayah Kediri.

Baca juga : GP Nasdem: PSI Jangan Jadi Pahlawan Kesiangan

Dalam kesempatan yang sama, Wali Kota Kediri Abdullah Abubakar mengatakan, Bank Indonesia dan Pemerintah Kota (Pemkot) setempat telah berjuang bersama-sama mewujudkan kondisi makroekonomi yang positif di kota Kediri. Berkat kerja sama dan koordinasi di daerah yang berlangsung baik dan harmonis, capaian inflasi di kota Kediri rendah dan terkendali. 

Hal tersebut membuat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) kota Kediri meraih gelar terbaik se-Jawa Bali selama dua tahun berturut-turut (2016-2017). Capaian tersebut juga diiringi dengan pertumbuhan ekonomi Kediri yang menggembirakan. 

Industri tembakau sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi Kediri, tercatat tumbuh 5,14 persen (yoy). Sedangkan, industri non-tembakau tumbuh mencapai 7,02 persen (yoy). Tingkat kemiskinan dan pengangguran juga dapat terus ditekan. Angka kemiskinan tahun 2018 turun 0,81 persen menjadi 7,68 persen, yang merupakan angka terendah sepanjang periode. Tingkat pengangguran tahun 2018 juga turun, dari 1,05 persen menjadi 3,63 persen.

Baca juga : Bamsoet Pastikan Kerja DPR Takkan Kendur

Secara agregat, skala ekonomi di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri yang meliputi 3 (tiga) Kota dan 10 (sepuluh) Kabupaten memiliki kinerja yang cukup baik. Capaian yang baik itu tidak terlepas dari kinerja positif lapangan usaha pada sektor utama di daerah, yang terdiri dari industri pengolahan. Di antaranya, industri pengolahan hasil tembakau dan industri perkeretaapian. 

Namun, ketergantungan terhadap sektor utama perlu mendapat perhatian. Bank Indonesia bersama jajaran pemangku kepentingan setempat, perlu mencari sumber pertumbuhan ekonomi yang baru dari sektor-sektor lain. Misalnya pertanian, kehutanan dan perikanan, serta perdagangan besar dan eceran. Selain itu, juga perlu dipertimbangkan untuk meningkatkan saving ratio, meningkatkan ekspor, dan mengurangi ketergantungan impor.

Ke depan, Bank Indonesia akan terus menjalin kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, guna mendukung posisi Kantor Perwakilan Bank Indonesia di daerah, sebagai mitra strategis yang dapat menjalankan fungsi strategic advisory dengan baik dalam mendukung tumbuh kembang perekonomian daerah. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.