Dark/Light Mode

46 Persen Air Bocor Karena Pipa Keropos

PAM Jaya Tekor Rp 2,5 T

Sabtu, 29 Juni 2024 06:50 WIB
Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin saat memaparkan data kebocoran air bersih atau Non Revenue Water (NRW) dan penanggulangannya kepada Anggota Komisi C DPRD Provinsi DKI Jakarta di PAM Jaya Corporate Learning Center, Kalimalang, Jakarta Timur, Rabu (26/6/2024). (Foto: Istimewa)
Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin saat memaparkan data kebocoran air bersih atau Non Revenue Water (NRW) dan penanggulangannya kepada Anggota Komisi C DPRD Provinsi DKI Jakarta di PAM Jaya Corporate Learning Center, Kalimalang, Jakarta Timur, Rabu (26/6/2024). (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
“Diharapkan pada tahun 2030, NRW-nya bisa turun dari 46,5 menjadi 27 persen. Biaya yang dibutuhkan Rp 6,3 triliun,” ungkap Rasyidi.

Rasyidi juga meminta PAM Jaya mempercepat 100 persen layanan. Yakni, jaringan pipa menjangkau seluruh wilayah Jakarta. Sehingga seluruh masyarakat bisa terjangkau dan menikmati air bersih.

Rasyidi menyoroti penerapan tarif air pada masyarakat. Menu­rut dia, idealnya tarif ditetapkan menyesuaikan dengan daerah pemukiman masyarakat.

Baca juga : Beberin Kondisi APBN: Sri Mulyani Kasih Kabar Baik, Juga Kabar Buruk

“Tarif itu harus berbeda an­tara wilayah Menteng dengan perkampungan padat penduduk. Jangan semua disamakan tarif­nya. Sehingga masyarakat bisa merasakan fasilitas air bersih yang dikelola PAM Jaya,” tegasnya.

Tingginya NRW Perumda PAM Jaya juga jadi sorotan Ang­gota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Daerah Pemilihan (Dapil) DKI Jakarta, Dailami Firdaus. Dailami menyebut, layanan air bersih di Jakarta belum terimplementasi dengan baik. Banyak keluhan suplai air ke pelanggan yang kerap terhenti.

Dailami mengatakan, selain mendapatkan tugas memenuhi cakupan layanan air bersih 100 persen, Perumda PAM Jaya juga harus menjaga standar layanan.

Baca juga : Hanya 2 Persen Data Yang Bisa Di-Back Up

“Jangan sampai pelanggan yang sudah menggunakan air bersih dari sistem perpipaan, tapi kembali menggunakan air tanah karena kecewa atas buruknya layanan dan kuaitas air PAM Jaya,” kata dia dalam keterangannya.

Putra daiyah kondang Tuty Alawiyah ini menuturkan, Jakar­ta menghadapi persoalan besar terkait pemenuhan kebutuhan air baku. Apalagi, jika cakupan layanan 100 persen sudah terealisasi. Suplai air baku Jakarta masih sangat bergantung pada Waduk Jatiluhur.

“Sungai-sungai di Jakarta be­lum dapat dioptimalkan karena cemaran bakteri Escherich­ia Coli (E.Coli) sudah sangat parah,” ucapnya.

Baca juga : Kantor Presiden Hampir Rampung, Jokowi Bisa Ngantor Di IKN Bulan Depan

Menurutnya, nilai cemaran bakteri E.Coli di Sungai Cili­wung sudah mencapai 10.000 dari ambang batas normal 3.000 per 100 cc air.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.