Dark/Light Mode

Foodstation: Sinergi dengan Bank DKI Berikan Manfaat Luar Biasa

Sabtu, 22 Februari 2020 21:51 WIB
Suasana Seminar Nasional Bank Pembangunan Daerah (BPD) Seluruh Indinesia, di Jakarta Sabtu, (22/2). (Foto: Dok. Bank DKI)
Suasana Seminar Nasional Bank Pembangunan Daerah (BPD) Seluruh Indinesia, di Jakarta Sabtu, (22/2). (Foto: Dok. Bank DKI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sinergi BUMD yang berada di naungan Pemprov DKI Jakarta terus menyebar hingga berbagai sektor. Salah satunya adalah sinergi antara Bank DKI dengan Food Station

Di sela-sela Seminar Nasional Bank Pembangunan Daerah (BPD) Seluruh Indinesia, di Jakarta Sabtu, (22/2), Direktur Utama PT Food Station Arief Prasetyo Adi mengatakan, kerja sama dengan Bank DKI telah bergulir sejak 2015. "Pendanaan bergulir Bank DKI yang kami terima memiliki plafon mulai dari Rp 100 miliar, Rp 150 miliar hingga mencapai Rp 300 miliar per tahun," ujar Arief.

Arief menjelaskan, anggaran tersebut diperuntukan bagi pengembangan teknologi dalam memperpanjang usia kelayakan pangan bagi konsumen. "Ada barang yang umurnya memang pendek seperti ikan segar, sayur, cabe, tapi kita punya teknologi memperpanjang save life. Bisa diatur nitrogen, oksigen dan kelembapannya," tutur Arief.

Baca juga : Dharma Jaya: Sinergi Dengan Bank DKI Tingkatkan Pendapatan Usaha

Teknologi tersebut diklaim Arief efektif memperpanjang masa simpan pangan tanpa mengurangi kandungan gizi maupun proteinnya. Salah satu teknologi yang dimanfaatkan untuk menjaga harga pangan murah adalah mesin pendingin untuk komoditas ikan kembung dan bawang putih. 

"Jumlahnya ribuan ton kita simpan dalam mesin pendingin. Pada saat terjadi short supply, harga masih bisa lebih murah dari pasaran," ungkapnya. 

Arief mengatakan, pangan murah yang difasilitasi Food Station bisa mencapai 15 persen lebih murah dari harga pasaran yang berlaku melalui penerapan teknologi yang dibiayai Bank DKI.

Baca juga : Dukung Ketahanan Pangan di Jakarta, Bank DKI Perkuat Sinergi BUMD

Selain fasilitas pinjaman kredit untuk trading dan komoditi, Bank DKI juga memberikan fasilitas kredit kepada supplier (Supply Chain Financing). “Melalui fasilitas kredit tersebut, tagihan vendor atau supplier mitra kami ditalangin lebih dulu oleh Bank DKI.  Saya kira ini manfaat yang dihadirkan oleh Bank DKI saat bekerjasama dengan  BUMD lain sangat luar biasa,” jelas Arief.

Selain melalui penyaluran kredit, Foodstation memiliki kerja sama dengan Bank DKI terkait dengan penerbitan Kartu Pedagang PIBC. Kartu yang diterbitkan 20 November 2019 tersebut bukan hanya kartu biasa sebatas identitas pedagang, tetapi juga bisa digunakan untuk banyak fungsi. Misalnya untuk pembayaran retribusi pasar, alat pembayaran masuk ke Monas, Ragunan, naik LRT, MRT serta MRT dan angkutan umum yang sudah terintegrasi dengan Jaklingko.

Pedagang yang ada di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) juga bisa memanfaatkan secara makismal kehadiran Kantor Layanan Bank DKI yang ada di sana. Karena kehadiran Bank DKI di PIBC sejauh ini memberikan manfaat optimal kepada stakeholder yang ada di PIBC. 

Baca juga : Negosiasi Keringanan Bea Masuk Impor, Mendag Terbang ke Washington

“Kalau pedagang kesulitan keuangan uang untuk membayar sewa kios, Bank DKI bisa menghadirkan dana talangan. Dana talangan serupa juga bisa diberikan saat pedagang melakukan aktifitas penjualan dan pembelian. Kedua layanan tersebut diberikan dengan rate khusus untuk pedagang yang ada di PIBC. Karena itu jangan ada keraguan untuk memanfaatkan semua layanan yang ada di Bank DKI,” ungkap Arief. [MRA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.