Dark/Light Mode

Warga Cari Cara Hindari Pemeriksaan

Cegah Pemudik, Petugas Kudu Awasi Jalur Tikus

Senin, 27 April 2020 06:02 WIB
Kondisi Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, sepi. Foto: Dwi Pambudo/RM
Kondisi Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, sepi. Foto: Dwi Pambudo/RM

RM.id  Rakyat Merdeka - Larangan mudik membuat sebagian masyarakat mencari cara agar dapat pulang ke kampung halaman. Karena itu, petugas diminta mengantisipasi akal-akalan pemudik dengan cara mengawasi jalur tikus dan truk yang lewat.

“Entar mikirin strategi lain dulu. Mungkin nanti dekat Lebaran, naik mobil aja, nyewa bareng-bareng. Atau nebeng temen, curi-curi lewat jalan biasa. Kan hanya di tol yang dijaga,” ungkap seorang warga yang enggan disebut namanya itu. Walau banyak kecewa, tapi sudah ada ratusan warga mudik. Mereka sudah tahu, sejak Jumat, 24 April 2020 dilarang mudik. Maka warga melintasi jalan tikus. 

Seperti jalan sisi Banjir Kanal Timur (BKT) di Kelurahan Ujung Menteng, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, menuju kota Bekasi. Ratusan pemudik melintasi jalan ini untuk menghindari check point pengawasan transportasi selama larangan mudik. Begitu juga ada pemudik yang menggunakan truk. 

Melihat hal itu, Wanto, warga Jakarta Timur meminta kepada petugas untuk mengantisipasi akal-akalan tersebut. ‘’Bila perlu, jangan lagi diungkapkan di mana saja lokasi check point. Dengan begitu, pemudik tidak tahu posisi petugas,’’ ujar Wanto. Wanto prihatin banyak pemudik dari zona merah penyebaran virus corona alias Covid-19. Sebab, bukan tidak mungkin mereka bisa membawa virus ini ke kampung halamannya. 

Wanto juga meminta petugas mengantisipasi pemberangkatan pemudik dari terminal bayangan di Jakarta. ‘’Bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) telah distop beroperasi ke terminal di Jabodetabek. Mana tahu pemudik berangkat dari terminal bayangan,’’ ujarnya. Bus AKAP yang tidak beroperasi banyak menumpuk di pool bus dan terminal bayangan. Pool dan terminal bayangan terdapat di pusat keramaian, dekat pasar, dan pinggiran perbatasan antara Jakarta dan kota peyangga. Misalnya di Ciputat dan Cibinong. “Nggak diangkut ini. Orang pada datang mungkin karena belum tahu. Sudah kita beritahu nggak boleh angkut penumpang,” ujar Ewin, seorang petugas PO Bus di salah satu pool bus di Ciputat, Tangsel. 

Baca juga : Apresiasi Larangan Mudik, MPR Minta Pemerintah Penuhi Kebutuhan Masyarakat

Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menyetop bus AKAP di seluruh terminal Jabodetabek, mulai Jumat 24 April hingga 31 Mei 2020. Kebijakan ini diambil setelah pemerintah melarang mudik Lebaran 1441 H untuk mencegah penyebaran virus corona. Larangan mulai berlaku sejak Jumat (24/4). Namun, sanksi bagi pelanggar mulai berlaku 7 Mei 2020. 

Berdasarkan pengamatan Rakyat Merdeka, beberapa terminal sepi. Tak ada penumpukan warga. Sebab, sudah resmi tidak melayani pemberangkatan penumpang mulai Jumat (24/4). Penumpang yang sudah terlanjur datang ke terminal diimbau kembali dan tak melanjutkan perjalanan. Begitu juga seluruh loket Perusahaan Oto (PO) bus di terminal-terminal telah ditutup. 

Misalnya di Terminal Kalideres, Petugas gabungan, terdiri dari polisi, Dishub dan TNI meminta balik warga yang kadung ke terminal, untuk kembali. Tak ada transaksi di loket pembelian. Bus-bus, nganggur tak menyalakan mesinnya. 

Kepala Unit Pengelola Teknis (UPT) Terminal Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Muslim mengatakan, kebijakan ini berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Selama Masa Mudik Idul Fitri 1441 Hijriyah Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19. 

Begitu juga sesuai Perintah Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, pemberangkatan penumpang bus AKAP keluar masuk Jakarta dihentikan. “Sudah disosialisasikan semua terminal untuk menghentikan pelayanan bus AKAP. Di antaranya di Terminal Kalideres, Kampung Rambutan, Tanjung Priok dan Pulo Gebang. Kepada para penumpang diimbau jangan melakukan perjalanan keluar kota Jakarta,” kata Muslim. 

Baca juga : Perangi Corona, Korni Minta Pemerintah Perbanyak Pasokan APD

Dia membenarkan, kondisi terminal saat ini sudah sepi dan kosong dari pelayanan bus AKAP. Sebab, semua bus AKAP dilarang beroperasi. “Kami menerjunkan 10 sampai 20 personel di setiap terminal. Dibantu aparat penegak hukum untuk menindak apabila ada bus atau PO yang masih beroperasi di terminal,” tandasnya. 

Menyusul dimulainya Operasi Ketupat Jaya 2020 untuk mendukung kebijakan larangan mudik, petugas sudah melakukan penyekatan di dua gerbang tol, yaitu Gerbang Tol Bitung dan Cikampek. Tercatat di hari pertama larangan mudik berlaku, terdapat 1.181 kendaraan yang diminta memutar balik. Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo menerangkan, personelnya langsung berjaga di dua pos pantau, yakni di Pintu Gerbang Tok Cikarang Utama dan Bitung. “Ada penyekatan di dua titik Bitung dan Cikampek. Sejak pukul 00.00 WIB sampai pukul lima pagi di hari pertama, tercatat ada 1.181 kendaraan yang diputarbalikkan,”ungkapnya. 

Menurut Sambodo, meskipun belum ada sanksi tilang dalam Operasi Ketupat Jaya ini, paling tidak, tindakan memaksa putar balik membuat jera para pemudik yang hendak pulang kampung. 

Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, juga sepi penumpang kereta api jarak jauh. Peron di luar sebelum pintu masuk ke dalam, nampak lengang. Hanya nampak sejumlah petugas KAI dan petugas keamanan bermasker yang berjaga. Padahal biasanya, pada akhir pekan, apalagi Ramadan dan Jelang lebaran, penumpang membludak. 

Seharian, tak ada aktivitas keberangkatan maupun kedatangan kereta api jarak jauh. “Sudah tak ada kereta jarak jauh yang berangkat. Hanya ada kereta commuterline saja,” sebut seorang petugas. Memang, Stasiun Pasar Senen masih membuka pintu bagi penumpang kereta listrik (KRL) commuterline. Sejumlah penumpang KRL, yang jumlahnya makin sedikit, nampak keluar masuk dari gate keberangkatan dan kedatangan. 

Baca juga : Lawan Corona, Gobel Minta Pemerintah Perkuat Koordinasi

Jika suasana peron atau ruang tunggu sepi melompong, kepadatan justru terlihat di loket pembatalan tiket perjalanan jarak jauh. Antrean warga mengular cukup panjang. Mereka pada batalin perjalanan pulang kampung setelah pemerintah resmi melarang mudik. “Sudah dapat tiket H-5 ke Semarang. Dibatalin aja deh. Keluarga semua di Jakarta nggak balik kampung. Kasihan juga orang tua di rumah. Tapi bagaimana, demi kesehatan dan keselamatan bersama,” ujar Emi, pria yang membatalkan empat tiket kereta milik istir dan dua anaknya. 

Antrean di loket pembatalan cukup rapi. Tak ada kerumunan dan desakan. Petugas keamanan stasiun memantau jarak antar orang. Telah pula disediakan hand sanitizer dan tempat cuci tangan di sejumlah sudut Stasiun Senen. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.