Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Korban PHK Terdampak PSBB

Berbaur Dengan Pengemis Meminta-minta di Kemang

Selasa, 28 April 2020 07:34 WIB
Petugas gabungan merazia gelandangan dan pengemis atau penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di seputar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (26/4). (Foto: Dinsos DKI)
Petugas gabungan merazia gelandangan dan pengemis atau penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di seputar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (26/4). (Foto: Dinsos DKI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Memasuki bulan Ramadhan, jumlah pengemis dan gelandangan di Jakarta meningkat. Ini terjadi tiap tahun. Tapi kali ini berbeda. Sebab, banyak warga terpaksa menggelandang akibat terdampak virus Corona atau Covid-19.

Sejumlah pengangguran baru itu terusir dari kontrakannya karena tak bisa membayar. Terpaksa berbaur dengan pengemis dan gelandangan di jalanan. Mereka menjadi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).

Berdasarkan pantauan Rakyat Merdeka, para pengemis musiman dan gelandangan dadakan terlihat di sejumlah wilayah di Jakarta Selatan. Kebanyakan menyerbu kawasan elite. Misalnya di Kawasan Jalan Prapanca, Kemang, Jakarta Selatan.

Baca juga : Tak Terapkan PSBB, Pemkot Medan Pilih Isolasi Klaster

Pengemis musiman berjejer di trotoar Jalan Prapanca dan di seputar akses masuk menuju perumahan, serta hunian mewah seperti Kemang Village.

Mereka menunggu belas kasihan orang yang melintas. Ada juga berjejer dengan gerobaknya di Jalan Kemang Selatan.

Pengemis mangkal di samping kiri dan kanan bahu jalan. Di Jakarta Pusat, pengemis dengan gerobak terlihat di kawasan Menteng, Salemba, dan kawasan lainnya.

Baca juga : Pemerintah Diminta Jamin Kebutuhan Sembako Masyarakat

Selain pengemis, para pengangguran baru yang berhenti kerja juga memenuhi trotoar di seputaran Pasar Tanah Abang. PMKS jenis ini bukan manusia gerobak atau pengemis musiman yang biasanya keluar saat Ramadhan.

Mereka korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dari tempat kerjanya, karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kebijakan PSBB yang ditujukan untuk menekan penyebaran Covid-19 ini, berdampak terhadap ekonomi rakyat.

Usaha-usaha banyak yang tutup. Banyak pekerja dirumahkan. Untuk makan saja susah, apalagi untuk bayar sewa kontrakan. Kini, mereka sudah dievakuasi oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) bersama jajaran Polri-TNI ke Gedung Olahraga (GOR) Karet Tengsin, Jakarta Pusat.

Baca juga : Selama PSBB Berlangsung, Tak Ada Penutupan Jalan di Depok

Jana, kehilangan pekerjaannya sebagai tukang sapu di Pasar Tanah Abang yang kini tutup. Karena tak ada pemasukan, dia tak mampu bayar kontrakan. “Nyapu, angkut-angkut, kerja apa saja di pasar. Setelah tutup, nggak ada pemasukan akhirnya tidur di emperan sama yang lain,” ujarnya.

Reza, rekan Jana sesama warga yang tinggal di emperan Pasar Tanah Abang mengaku, sebelum pindah ke GOR Karet Tengsin, pernah mendatangi dapur umum yang menyediakan makanan gratis selama pandemi Covid-19.

“Terpaksa karena tak ada lagi penghasilan,” ujar pekerja yang di-PHK dari tempat kerjanya di daerah Blok M.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.