Dark/Light Mode

Korban PHK Terdampak PSBB

Berbaur Dengan Pengemis Meminta-minta di Kemang

Selasa, 28 April 2020 07:34 WIB
Petugas gabungan merazia gelandangan dan pengemis atau penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di seputar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (26/4). (Foto: Dinsos DKI)
Petugas gabungan merazia gelandangan dan pengemis atau penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di seputar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (26/4). (Foto: Dinsos DKI)

 Sebelumnya 
Tinggal Di GOR

Camat Tanah Abang Yassin Pasaribu mengatakan, pihaknya menyiapkan GOR Karet Tengsin untuk menampung warga yang keleleran di emperan toko. GOR ini mampu menampung ratusan orang.

"Kita akan sisir lagi di Tanah Abang, dan lainnya yang tidur di emperan dan gelandangan,” ungkap Yassin.

GOR ini, tambah Yassin, hanya diperuntukkan bagi warga yang kehilangan pekerjaan dan kesulitan bayar kontrakan karena virus corona dan pengemis musiman dari luar kota.

Warga yang memang sejak lama menjadi gelandangan dan pengemis di kawasan Tanah Abang, dibawa ke panti sosial supaya tidak lagi mengganggu aktivitas masyarakat.

Baca juga : Tak Terapkan PSBB, Pemkot Medan Pilih Isolasi Klaster

Untuk membedakannya, petugas akan mengecek kartu identitas warga.

Warga terdampak corona diizinkan tinggal di GOR, hingga mendapatkan kerja kembali dan mampu menyewa tempat tinggal.

“Dikasih tempat tidur dan makan. Dengan catatan, lengkap KTP, lengkap datanya. Contohnya, dulu kerja di mana, di Blok M. Terus alamatnya kamu di mana, dulu tinggal di kontrakan sini. Kemudian dicek KTP dan lain-lainnya,” papar Yassin.

Tercatat 55 orang dewasa dan dua anak kecil tinggal sementara di GOR Karet Tengsin. Kebanyakan bukan warga DKI Jakarta. Tapi ada dari Bogor dan Cirebon.

Bagi warga yang memiliki keluarga di Jakarta, akan dikembalikan segera. Bagi warga luar daerah, masih dalam pembahasan untuk menentukan apakah mereka akan dipulangkan ke kampung halamannya atau tidak.

Baca juga : Pemerintah Diminta Jamin Kebutuhan Sembako Masyarakat

Sementara pemerintah kini melarang warga meninggalkan Jabodetabek akibat Covid-19.

“Itu kan mereka punya rumah, nanti akan dipulangkan Dinas Sosial ke kampungnya. Nanti Dinas Sosial yang urusin. Karena nggak mungkin kita kasih makan dalam waktu lama,” tandasnya.

Tanggung Jawab Keluarga

Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat, Ngapuli Perangin-angin berjanji tak sembarangan memulangkan para tunawisma itu.

Pihaknya akan memastikan keluarga tunawisma ini bertanggung jawab dan tidak membiarkan saudaranya kembali keleleran di emperan pertokoan.

Baca juga : Selama PSBB Berlangsung, Tak Ada Penutupan Jalan di Depok

Ngapuli mengimbau para dermawan agar tidak memberikan bantuan kepada tunawisma di emperan jalan. Supaya tidak ada lagi yang memanfaatkan bulan Ramadhan untuk meminta-minta di jalanan.

“Lebih baik memberikan bantuan atau zakat langsung ke yayasan resmi. Atau langsung ke warga yang membutuhkan, bekerja sama dengan RT ataupun tempat ibadah,” saran Ngapuli.

Kasatpol PP DKI Jakarta Arifin menyebutkan, pada tahun ini, penindakan terhadap pengemis dadakan dan PMKS saat Ramadhan dilakukan dengan hati-hati. Sebab, para pengemis dan gelandangan kebanyakan tidak memakai masker di jalan.

Sebelum diangkut dan selama di panti sosial, dilakukan pemeriksaan ketat untuk mencegah penularan Covid-19.

“Kami lakukan dengan hati-hati dan sesuai protokol kesehatan. Tapi yang jelas, kita tidak mau para pengemis dan gelandangan mengganggu ketertiban di lampu-lampu merah, simpang jalan, ngemis dan sebagainya. Rawan penyebaran Covid-19,” tandasnya. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.