Dark/Light Mode

Gunung Agung Erupsi 2 Kali, Tinggi Kolom Abu 300-700 M

Jumat, 22 Februari 2019 20:30 WIB
Asap dan abu vulkanik keluar dari kawah Gunung Agung terlihat dari Desa Batuniti, Karangasem, Bali, Rabu (4/7/2018). (Foto: Antara)
Asap dan abu vulkanik keluar dari kawah Gunung Agung terlihat dari Desa Batuniti, Karangasem, Bali, Rabu (4/7/2018). (Foto: Antara)

 Sebelumnya 
Kasubid Mitigasi Gunung Agung Wilayah Timur dari PVMBG Badan Geologi, Kementerian ESDM Devy Kamil mengungkapkan, dampak erupsi berupa lontaran maupun hujan abu di sekitar area kawah.

Kolom erupsi teramati condong ke Timur, namun arah angin sendiri mengarah ke Barat. Sehingga, abu vulkanik berpotensi bergerak ke Barat. Mengingat adanya abu vulkanik yang dikeluarkan, PVMBG mengeluarkan VONA dengan kode warna orange supaya instansi terkait penerbangan udara dapat mengantisipasi lebih cepat.

Baca juga : Gunung Bromo Erupsi, Tinggi Kolom Abu 600 M

Devy menjelaskan, analisis data komprehensif dari jaringan peralatan pemantauan Gunung Agung menunjukkan, dalam beberapa hari terakhir ini terjadi peningkatan aktivitas magmatik di dalam tubuh Gunung Agung. Sehingga, erupsi yang terjadi merupakan suatu keniscayaan dan wajar terjadi.

"Pasca erupsi ini, Gunung Agung masih tetap berpotensi untuk erupsi kembali. Tipe erupsi yang mungkin terjadi dapat bersifat efusif (aliran lava ke dalam kawah) maupun eksplosif (lontaran lava pijar maupun abu)," jelas Devy.

Baca juga : Gunung Agung Erupsi Lagi, Tinggi Kolom Abu Tidak Teramati

Status aktivitas Gunung Agung saat ini masih berada di Level III (Siaga), dengan radius bahaya 4 km. PVMBG terus melakukan pemantauan 24 jam setiap hari, untuk mengevaluasi ancaman bahayanya.

"Masyarakat diimbau agar tetap tenang, namun tetap siaga dan mengikuti rekomendasi dari PVMBG," katanya.

Baca juga : Gunung Agung Erupsi 2 Menit, Kolom Abu Tertutup Kabut

Imbauan senada diungkapkan oleh Kepala Pos Pantau Gunung Agung Dewa Made Merthe Yasa. Ia mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Agung, para pendaki dan wisatawan agar tidak berada atau tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apa pun  di zona perkiraan bahaya di dalam radius 4 km dari kawah puncak gunung, karena sejumlah desa dilaporkan sudah terpapar abu vulkanik.

Zona perkiraan bahaya itu, bersifaf dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.