Dark/Light Mode

Penghuni Merasa Dirugikan

Pembangunan Rusunawa Kok Banyak Gagal Lelang

Selasa, 25 Agustus 2020 06:11 WIB
Ilustrasi seorang warga berjalan dengan latar belakang Rumah Susun Pasar Rumput, Jakarta, Rabu (15/7). (Foto : Rakyat Merdeka/Khairizal Anwar)
Ilustrasi seorang warga berjalan dengan latar belakang Rumah Susun Pasar Rumput, Jakarta, Rabu (15/7). (Foto : Rakyat Merdeka/Khairizal Anwar)

 Sebelumnya 
Seperti diketahui, pembangunan rusunawa untuk masyarakat berpenghasilan Rp 2.500.000 sampai Rp 4.500.000 per bulan. Biaya retribusi untuk kelas ini Rp 765.000 per bulan, di luar tagihan pemakaian listrik dan air.

Lokasi yang dikenakan tarif tersebut terdapat di 11 lokasi. Kemudian, bagi masyarakat berpenghasilan Rp 4.500.000 sampai Rp 7.000.000 per bulan, dikenakan retribusi sebesar Rp 1.500.000 per bulan, di luar tagihan pemakaian listrik dan air.

Baca juga : Penembakan Bos Pelayaran Di Kelapa Gading Didalangi Karyawannya

Lokasi yang dikenakan tarif tersebut untuk saat ini hanya di Rusunawa KS Tubun, Jakara Barat. Bagi masyarakat terprogram sebesar Rp 505.000 per bulan, di luar tagihan pemakaian listrik dan air.

“Kita ketahui bersama, sekarang hunian yang layak menjadi masalah bagi sebagian warga. Terutama kalangan menengah ke bawah. Gubernur Anies Baswedan sepertinya tidak fokus melaksanakan pembangunan yang dibutuhkan orang kecil. Terlalu sibuk dengan proyek mercusuar,” papar Ida.

Baca juga : Anies Paparkan Penanganan Covid Kepada KSAD dan Wakapolri

Selain itu, lanjutnya, pembangunan rusunawa sangat penting untuk penertiban permukiman liar di DKI Jakarta. “Bagaimana kemudian Pemprov mau melakukan penertiban pemukiman liar ketika penggantinya belum ada? Itu vital untuk perencanaan untuk mengentaskan persoalan perumahan liar itu,” jelas dia.

Namun, pembangunan sebanyak enam ribuan unit rusun ini, kata dia, masih jauh dari target Pemprov DKI Jakarta sebanyak 225 ribu rusun selama lima tahun. “Ya kan, Gubernur itu mencanangkan 225 ribu rumah susun. Kalau bagi lima tahun, ya kira-kira harus ada sekitar hampir 40 ribuan sekian (unit). Kalau baru 6.000 ya baru kecil-kecilan namanya itu, masih jauh dari target,” ujarnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.