Dark/Light Mode

Jakarta Kalah Berpacu Melawan Covid-19

PSBB Yang Kompromi Cuma Ngefek Sedikit

Senin, 28 September 2020 06:07 WIB
Ilustrasi warga dihukum nyapu jalanan karena tak bermasker saat Operasi Yustisi Protokol Covid-19 di kawasan Pondok Labu, Jakarta, Selasa (15/9/2020). (Foto : Rakyat Merdeka/Dwi Pambudo)
Ilustrasi warga dihukum nyapu jalanan karena tak bermasker saat Operasi Yustisi Protokol Covid-19 di kawasan Pondok Labu, Jakarta, Selasa (15/9/2020). (Foto : Rakyat Merdeka/Dwi Pambudo)

RM.id  Rakyat Merdeka - 15 hari pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) belum berhasil memutus rantai penularan Virus Corona atau Covid-19 di Jakarta.

“Dengan dosis PSBB yang kompromi, tak terlalu ketat hanya menurunkan sedikit angka penularan,” kata Pakar Epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman dalam keterangannya, kemarin.

Menurut Dicky, jika ingin ngefek signifikan PSBB-nya, maka kudu dilakukan secara ketat, bukan seperti sekarang. Akan percuma jika dilakukan setengah-setengah. Apalagi, lanjut dia, daerah penyangga tidak melakukan hal yang sama dengan Jakarta.

“Sumber daya berkurang, tapi dampaknya tidak optimal. Harus ada evaluasi karena kita semakin kalah berpacu dengan Virus Corona,” tandasnya.

Baca juga : Relawan Siaga dan Relawan Indonesia Bersatu Lawan Covid-19 Bantu Korban Banjir Sukabumi

Hal sama disampaikan Pakar Epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Iwan Ariawan. Pengetatan PSBB sebenarnya sangat berpengaruh dalam menekan laju penularan Covid-19. Tetapi harus seluruh daerah zona merah menerapkan PSBB secara ketat.

Ditambahkan Iwan, berdasarlan data Quebiq Mobility Insight, terdapat penurunan kasus positif Covid-19 saat pelaksanaan PSBB awal. Sebab, dengan PSBB ketat berhasil menekan angka warga yang keluar rumah. “PSBB awal bisa dibilang sukses. Hampir 60 persen orang diam di rumah. Akibatnya apa? Epideminya lumayan terkendali,” kata Iwan, dalam sebuah webinar.

Saat PSBB transisi, seluruh kegiatan ekonomi mulai berjalan dan penduduk mulai bergerak keluar rumah. Kurva pun otomatis meningkat. “Makanya, saya setuju PSBB ketat diteruskan. Dampak PSBB ketat sekarang akan terlihat pekan depan,’’ ungkapnya.

Pada intinya, lanjut Iwan, PSBB ketat berhasil menekan orang di rumah 55 sampai 60 persen, maka kasus positif akan turun. ‘’Ingat, begitu lebih dari setengah warga Jakarta keluar rumah, kasusnya akan meningkat drastis,” katanya.

Baca juga : Caketum PPP Jangan Cuma Jago Kandang

Pakar Epidemiologi dari UI Tri Yunis Miko Wahyono mendukung PSBB diperpanjang dan diperketat di Jakarta. Dia menyarankan, Pemerintah Provinai DKI Jakarta fokus pengetatan perkantoran dan pasar tradisional pada perpanjangan pengetatan PSBB kali ini.

Aturan 25 persen kapasitas di perkantoran, kata Tri, wajib diterapkan. Kemudian lakukan pengawasan dan penindakan secara konsisten. Sebab, saat ini masih banyak terjadi pelanggaran. Tri menyarankan, aturan orang yang bekerja di perkantoran adalah orang yang sehat. Ini artinya, dilakukan seleksi orang yang datang ke kantor.

Terapkan pula orang yang naik angkutan umum wajib membawa surat tugas, seperti awal masa PSBB. Selain itu, di sektor pertokoan dan pasar tradisional dilakukan penyekat untuk membatasi interaksi antara penjual dan pembeli.

“Kalau semua ini dilakukan, di PSBB kali ini dampaknya akan lebih optimal. Penurunan kasusnya akan jauh,” ungkapnya.

Baca juga : Relawan Siaga dan Relawan Indonesia Bersatu Lawan Covid-19 Bantu Korban Kebakaran di Jatinegara

Seperti diketahui, DKI Jakarta masih menjadi provinsi penyumbang kasus Covid-19 terbanyak di Indonesia. Ibu Kota selalu menempati urutan pertama penambahan angka kasus positif harian.

Rata-rata penambahan kasus di atas 1.000 per hari. Seperti pada Sabtu (26/9), yang terpapar sebanyak 1.257 orang. Padahal, DKI Jakarta telah memberlakukan pengetatan PSBB sejak 14 September lalu. Kemudian diperpanjang hingga 11 Oktober 2020.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.