Dark/Light Mode

RS Penuh, Pemakaman Jenazah Ditumpuk

Corona Makin Serem

Jumat, 4 Desember 2020 05:20 WIB
Sejumlah petugas tenaga kesehatan bersiap untuk didekontaminasi usai bertugas di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran di Jakarta (Foto: Antara)
Sejumlah petugas tenaga kesehatan bersiap untuk didekontaminasi usai bertugas di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran di Jakarta (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Penularan Covid-19 di Jakarta makin serem. Rumah sakit (RS) di Ibu Kota penuh, seiring meningkatnya jumlah pasien. Pemakaman jenazah dengan protokol kesehatan, kini mulai ditumpuk karena menipisnya lahan.

Ketua Terpilih Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Dedi Supratman mengungkapkan, kasus Covid-19 di Ibu Kota terus meningkat dalam beberapa hari terakhir. Angkanya terus di atas 1.000 kasus per hari.

“Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta harus kembali memperketat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB),” saran Dedi saat dihubungi, kemarin.

Setelah pengetatan PSBB diberlakukan, lanjut Dedi, Pemprov DKI Jakarta harus memantau penerapannya. Pasalnya, banyak perkantoran di Jakarta yang masih memperbolehkan karyawannya bekerja di kantor, hingga 50 persen kapasitas. Selain itu, jumlah penumpang transportasi umum juga terpantau terus menanjak. Jangan sampai terjadi klaster baru.

Selain itu, Dedi mendorong Satgas Penanganan Covid-19 untuk membantu Pemprov DKI menerapkan PSBB yang sama di Jawa Barat dan Banten yang merupakan daerah penyangga ibukota. Pasalnya, mobilitas masyarakat ke Jakarta dari dua provinsi itu masih cukup tinggi.

“Satgas harus koordinasi, biar tidak makin parah kasusnya,” kata Dedi.

Dia juga mendorong Satgas Covid-19 bersama Pemerintah Daerah (Pemda) memperbaiki sistem tes virus Corona. Pasalnya, pengumuman hasil tes masih cukup lambat. Hal itu menandakan adanya masalah dalam sistem laboratorium.

“Satgas dan Pemda juga harus kembali menggiatkan kampanye protokol kesehatan 3M, yaitu menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, serta menjaga jarak,” imbuhnya.

Pengamat Kebijakan Publik Roy Valiant Salomo menilai perlunya evaluasi menyeluruh terkait penanganan Covid-19 di Jakarta.

Baca juga : 33 Guru MAN 22 Jakbar Positif Corona, Kemenag Geram

“Ya harus dicari tau penyebabnya (lonjakan pasien positif). Yang masih kurang, nanti diperbaiki,” ujar Roy.

Roy melihat, tingginya kasus Covid-19 di Jakarta disinyalir beberapa hal. Antara lain, orang tanpa gejala (OTG) yang tidak terpantau, penegakan hukum yang lemah, dan minimnya daya tampung rumah sakit.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Zita Anjani meminta, konsistensi penanggulangan Covid-19. Sebab, hal itu merupakan kunci keberhasilan yang harus dilakukan dalam penerapan kebijakan dan aturan terkait Covid-19.

“Ya intinya, kunci berhasil itu harus konsisten dalam hal apa pun. Terlebih lagi, dalam menerapkan aturan,” kata Zita.

Berdasarkan data terakhir pada 29 November, terdapat peningkatan pasien. Untuk tempat tidur isolasi, dari 6.129 kapasitas, keterisiannya mencapai 79 persen dengan total pasien 4.851 orang. Sedangkan untuk tempat tidur ICU, dari 849 kapasitas, keterisiannya mencapai 74 persen dengan total pasien sebanyak 630 orang.

Makam Penuh

Pantauan Rakyat Merdeka, Tempat Pemakaman Umum (TPU) khusus jenazah Covid-19 di Pondok Ranggon, Jakarta Timur dan TPU Tegal Alur di Jakarta Barat, mulai penuh.

Di TPU Pondok Rangon, blok makam jenazah Muslim penuh sejak 8 November. Oleh karena itu, jenazah Muslim di TPU itu sudah mulai pakai sistem tumpang. Lahan pemakaman yang tersisa kini hanya 80 petak makam untuk jenazah Covid-19 non Muslim

Seperti diketahui, pada Rabu (2/12), ada lima jenazah pasien Covid-19 di DKI Jakarta, masuk TPU Pondok Ranggon. Tiga jenazah non Muslim dan dua jenazah Muslim.

Baca juga : Serangan Pemberontak Houthi Yaman Kenai Tanker Yunani di Saudi

Data teranyar pada Rabu (2/12), jumlah kasus kematian akibat Covid-19 di DKI Jakarta mencapai 2.689 orang.

Jumlah tersebut belum termasuk jenazah suspek yang dikubur pakai protap Covid-19. Sebab, berdasar situs resmi tanggap Covid-19 milik Pemprov DKI Jakarta, corona.jakarta.go.id, tercatat sudah 9.031 jenazah yang dimakamkan dengan protap Covid-19 sejak awal pandemi pada Maret lalu.

Lebih rinci, data sejak 25 November hingga 1 Desember, tercatat sudah ada 333 orang dimakamkan terkait Covid-19. Artinya, dalam periode ini, rata-rata per hari sekitar 47 orang dikuburin pakai prosedur Covid-19.

Penanggung Jawab Pelaksana TPU Pondok Ranggon Muhaimin menerangkan, pemakaman memakai sistem tumpang: disatukan dengan makam lain. Ini terpaksa dilakukan karena blok makam khusus jenazah pasien Muslim di TPU tersebut sudah penuh.

“Sudah penuh sejak 8 November lalu. Malahan, kami hanya memakamkan lima jenazah. Jenazah lain dirujuk ke TPU Tegal Alur, Jakarta Barat yang masih ada lumayan banyak,” aku Muhaimin, kepada wartawan, kemarin.

Dia menyebutkan, total jenazah pasien Corona yang dimakamkan di TPU Ponok Ranggon berjumlah 4.550 jenazah baik Muslim maupun non Muslim. Angka ini belum termasuk jenazah yang pakai sistem tumpang. Pihaknya, belum merekapnya.

Muhaimin pun kini tengah berupaya mencari area baru yang memungkinkan untuk jadi lahan pemakaman jenazah Covid-19 di Pondok Ranggon. “Lagi dicari lokasi di sini yang aman dari longsor,” tambahnya.

Mengenai sistem tumpang, lanjut Muhaimin, ada syarat yang harus dipenuhi. Yakni, mendapatkan izin dan persetujuan dari keluarga dari makam yang bakal ditumpangi.

Proses ini juga wajib dikoordinasikan dengan Dinas Pertamanan dan Hutan DKI Jakarta. Selain itu, petugas harus melihat riwayat jenazah yang akan ditumpangi. Apakah punya riwayat penyakit menular seperti HIV/AIDS, dan minimal makam harus berusia 12 bulan. Selain itu, lokasi makam harus berjarak dengan sumber air 50 meter, dan dengan permukiman 100 meter.

Baca juga : Corona Makin Serem

Kepala Suku Dinas (Sudin) Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Timur, Christian Tamora Hutagalung membenarkan, TPU Pondok Ranggon hanya menerima pemakaman bagi jenazah Covid-19 non Muslim saja karena lahan makam untuk jenazah Covid-19 Muslim sudah penuh.

“Karena itu, kami mengarahkan pemakaman jenazah Covid-19 Muslim ke TPU Tegal Alur, Jakarta Barat yang masih tersedia,” ujarnya.

Untuk menambah lahan pemakaman, Pemprov DKI tengah mempersiapkan dua lokasi baru untuk jenazah Covid-19 yakni di Rorotan dan Pegadungan.

Pemprov DKI mengalokasi anggaran pembelian makam itu dalam Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD-P) 2020 yang anggarannya sebesar Rp 254 miliar.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya mengatakan, lahan di TPU Rorotan sedang dalam proses pematangan. Artinya, lahan di Rorotan belum siap digunakan sebagai pemakaman Covid-19.

Serupa, lahan di Pegadungan, Pemprov DKI saat ini tengah menyelesaikan pengembalian batas atas aset tanah. Artinya belum siap pakai. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.