Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Jakarta Keluar Dari 10 Kota Termacet Dunia
Kondisi Jakarta Abnormal Anies Tak Pantas Bangga
Kamis, 11 Februari 2021 06:00 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sebaiknya tidak perlu gembira berlebihan dengan penilaian TomTom Traffic Index, yang mengeluarkan Ibu Kota dari 10 besar kota termacet di dunia. Sebab, saat ini kondisi jalanan sedang dalam kondisi tidak normal akibat pandemi Corona.
Penurunan kemacetan di Ibu Kota dampak dari penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilakukan DKI Jakarta sejak Maret 2020. PSBB membuat aktivitas masyarakat mengalami penurunan. Sebab, Pemprov DKI membatasi operasional mall, restoran, dan hotel. Selain itu, membatasi kapasitas perkantoran, fasilitas umum, dan layanan transportasi.
Penurunan drastis kemacetan di Jakarta diakui warga Ibu Kota. “Saya sering lewat Jalan Daan Mogot, tapi sepi. Biasanya di jalan ini, pagi arah Jakarta Macet, sore arah Tangerang lebih macet. Sekarang kadang sering sepinya,” kata Trisna, warga Pedongkelan, Cengkareng, kemarin.
Baca juga : Belajar Dari Komunikasi Propaganda Donald Trump
Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno heran dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang bangga dengan penghargaan penurunan kemacetan. Sebab, kondisi Ibu Kota sedang abnormal.
“Yang kasih penghargaan dan yang menerima penghargaan lebay,” sentil Djoko, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata ini menyebut, selama pandemi kegiatan perkantoran, dibatasi. Pergerakan warga commuter dari daerah penyangga berkurang drastis.
Baca juga : Belajar Jarak Jauh Masih Terkendala, Ibas Motivasi Siswa Agar Tak Patah Semangat
Dia yakin, jika kondisi normal, DKI Jakarta tetap macet. Apalagi, sistem transportasi massal belum maksimal. Terutama, integrasi transportasi dengan wilayah tetangga.
“Ada kemajuan bidang transportasi, tapi belum signifikan. Jangan hanya Jakarta saja yang dibenahi. Transportasi Bodetabek juga harus dibenahi,” saran Djoko.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak juga menyindir Anies yang pamer Jakarta tidak lagi menempati jajaran 10 besar kota termacet dunia. Ditegaskannya, kondisi kemacetan Jakarta berkurang pada tahun 2020 bukan hasil dari kebijakan Anies. “Pandemi yang bikin DKI tidak macet,” kata Gilbert.
Baca juga : Tahap Pertama, 10 Daerah Di Jawa Timur Tuntas Divaksin
Dikatakannya, sebagai pusat perekonomian, DKI Jakarta sangat terpukul selama pandemi. Angka penularan Covid-19 di DKI sangat tinggi, sehingga masyarakat enggan keluar rumah.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya