Dark/Light Mode

Jakarta Keluar Dari 10 Kota Termacet Dunia

Kondisi Jakarta Abnormal Anies Tak Pantas Bangga

Kamis, 11 Februari 2021 06:00 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (Foto: ANTARA)
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (Foto: ANTARA)

 Sebelumnya 
Mobilitas Menurun

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo memaparkan, volume lalu lintas di Jakarta mengalami peningkatan selama pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tahap awal.

Syafrin menerangkan, rentang 11 Januari hingga 2 Februari 2021, volume lalu lintas meningkat 11,44 persen jika dibandingkan selama PSBB Transisi periode 12 hingga 23 Oktober 2020.

Baca juga : Belajar Dari Komunikasi Propaganda Donald Trump

Sementara, untuk mobilitas masyarakat selama rentang waktu tersebut mengalami penurunan. Untuk pergerakan masyarakat ke retail dan rekreasi menurun 2,3 persen. Kemudian pergerakan masyarakat ke toko bahan makanan dan apotek menurun 7,26 persen, pergerakan ke pusat transportasi umum menurun 4,5 persen, serta pergerakan ke tempat kerja menurun 2,58 persen. Aktivitas bersepeda juga turun 38,7 persen karena musim hujan.

Untuk jumlah penumpang angkutan perkotaan, lanjutnya, mengalami peningkatan sebesar 8,71 persen. Dan, untuk jumlah penumpang antar kota antar provinsi (AKAP) turun sebesar 19,98 persen.

Sebelumnya, Gubernur Anies Baswedan menyebut, DKI Jakarta berhasil keluar dari 10 besar kota termacet di dunia tahun 2020. Dipaparkan Anies, pada 2017 DKI berada di urutan keempat kota termacet di dunia, berangsur membaik di urutan ketujuh pada 2018 dan di urutan ke-10 pada 2019.

Baca juga : Belajar Jarak Jauh Masih Terkendala, Ibas Motivasi Siswa Agar Tak Patah Semangat

Pencapaian DKI keluar dari urutan 10 besar kota termacet di dunia berdasarkan penilaian lembaga TomTom Traffic Index. TomTom menempatkan DKI Jakarta di urutan ke-31 dari 216 kota besar di dunia.

Peringkat tersebut merupakan hasil penilaian tingkat kemacetan tahun 2020 yang kini berada di angka rata-rata 36 persen. Angka rata-rata kemacetan tersebut jauh berkurang dibandingkan tahun 2019 yang dicatat TomTom mencapai 53 persen.

Adapun catatan penilaian TomTom, tingkat kemacetan Jakarta di tahun 2020 berada di titik terendah saat penerapan PSBB April 2020, yakni hanya 11 persen saja.

Baca juga : Tahap Pertama, 10 Daerah Di Jawa Timur Tuntas Divaksin

Sedangkan tingkat kemacetan tertinggi tahun 2020, yakni Februari 2020, sebelum kasus Covid-19 ditemukan di Indonesia. Angka kemacetan mencapai 61 persen. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.