Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
RM.id Rakyat Merdeka - Sejumlah tokoh mendapatkan pangung untuk berpidato di acara Reuni 212, kemarin. Di hadapan jutaan umat, banyak pesan disampaikan. Mulai dari pesan perdamaian hingga serempetan jelang Pemilu 2019. Prabowo Subianto termasuk yang dimanjakan. Dia hadir sebagai tamu VIP. Namun, Prabowo tidak mau banyak bicara politik di acara tersebut. “Saya tidak akan panjang-panjang bicara karena sebagaimana kalian ketahui, saya sekarang telah mendapat tugas sebagai calon presiden Republik Indonesia dan karena itu saya harus patuh dan mengikuti semua ketentuan, saya tidak boleh bicara politik dalam kesempatan ini. Saya tidak boleh kampanye,” katanya.
Baca juga : Prabowo Ucapkan Terima Kasih ke Habib Rizieq
Kendati begitu, dia mengucapkan terima kasih sudah diundang oleh panitia. “Ini kehormatan bagi saya, ini kebanggan bagi saya. Saya bangga melihat jutaan rakyat Indonesia, jutaan umat Islam, jutaan tapi damai, tertib,” ucap Prabowo.
Selain Prabowo, Ketua MPR, Zulkifli Hasan yang hadir juga diberikan ruang untuk berpidato. Pidatonya agak genit, tersirat mengarahkan kepada siapa dukungan diberikan. “Saya diminta sambutan sebagai MPR oleh panita,” ujarnya. Zulkifli berharap kepada alumni 212 menjadi pelopor dan perekat persatuan di Indonesia. Secara historis, toleransi umat Islam tak perlu diragukan lagi. “Percayalah, umat islam sudah khatam soal toleransi, itu fakta sejarah yang tidak mungkin bisa dipungkiri,” tuturnya.
Baca juga : Prabowo Banyak Bicara, Banyak Ruginya
Menurut Zul, ada hal terpenting lainnya dari Reuni Akbar 212 selain memperkuat soliditas. “Selain memperkuat soliditas, yang lebih penting lagi setelah ini. Apa yang akan kita lakukan?” tanya dia. Pertanyaan itu langsung dijawab massa Reuni 212 dengan meneriakkan nama Prabowo. “Saya kan cuma nanya, kampanye nggak boleh,” sambung Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini. Dibanding Prabowo dan Zul, pidato Imam Besar FPI Rizieq Syihab lebih galak. Dia menyerukan kepada para peserta Reuni 212 untuk memilih Presiden yang berasal dari Ijtima’ Ulama GNPF. Rizieq yang berbicara lewat sambungan telepon dari Mekah memang tidak menyebut nama. "Saya mengajak semua yang ada di sini untuk berubah, dan perubahan yang paling dekat adalah 2019 ganti presiden," kata Rizieq.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya