Dark/Light Mode

2.934 Anak di Banten Derita Stunting

Rabu, 15 Mei 2019 12:36 WIB
Poster kampanye cegah stunting/Ilustrasi (Foto: Kemenkes)
Poster kampanye cegah stunting/Ilustrasi (Foto: Kemenkes)

RM.id  Rakyat Merdeka - Anak penderita stunting alias pertumbuhan tinggi badan kurang optimal di Kota Serang, Banten, meningkat. Tahun ini, tercatat ada 86 balita di Kota Serang menderita stunting. Angka ini lebih tinggi dibanding tahun lalu yang sebanyak 62 orang.

Wali Kota Serang Syafrudin mengatakan, penderita stunting pada balita paling banyak terdapat di Kecamatan Kasemen, Serang, Banten. Di kecamatan tersebut memang sebagian kawasannya dikenal kumuh.

"Data penderita stunting ini lebih tinggi dari November 2018 yang hanya 62 balita. Saat ini kasus stunting masih ada di Kota Serang, jumlahnya ada 86 balita,” kata Syafrudin, beberapa waktu lalu. 

Baca juga : Sandi: 3 Hari Banyak Berita Lucu-lucu

Banyaknya penderita stunting di Banten ternyata tidak hanya di Kota Serang. Secara keseluruhan, pada awal 2019, di Banten ada sebanyak 2.934 anak menderita stunting.

Kasie Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Banten Tiara Luthfie menyatakan, banyaknya kasus stunting di wilayahnya disebabkan tiga faktor utama. Yang paling dominan adalah kondisi ekonomi masyarakat yang belum baik. 

"Sebanyak 50 persen penyebabnya adalah ekonomi dan kurangnya pengetahuan orang tua. Sebanyak 37 persen karena kesalahan pola asuh dan 13 persen karena adanya penyakit penyerta,” papar Tiara saat ditemui di sela acara sosialisasi pangan sehat yang diadakan Pimpinan Pusat Aisyiyah.

Baca juga : Awali Kampanye Terbuka Di Banten, Jokowi Pamer Tiga Kartu Sakti

Selama ini, kata dia, banyak masyarakat masih sembarangan dalam memberikan makanan pendamping ASI. “Masyarakat memberikan makanan pendamping ASI-nya itu macam-macam dan tidak berkualitas. Bubur campur kecap, susu formula dan susu kental manis,” papar Tiara, memberikan contoh.

Dia pun berpesan, agar masyarakat tidak lagi memberikan susu kental manis ke anak di bawah 2 tahun. “Saya sangat tidak menganjurkan anak di bawah 2 tahun diberikan susu kental manis. Karena kandungan gulanya sangat tinggi,” terangnya.

Kembali ke Kota Serang, Ibu Kota Banten ini menargetkan tidak ada lagi kasus stunting dan gizi buruk pada 2020. Upaya penanganannya terus dilakukan dengan memberi bantuan kesehatan gizi, susu dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa biskuit yang mengandung karbohidrat dan lemak supaya cukup gizi bagi kondisi balita yang tidak stabil.  [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :