Dark/Light Mode

Omicron, Penularan Di Masyarakat Dan Kombinasi Berbagai Mutasi

Sabtu, 4 Desember 2021 07:17 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
South Africa’s National Institute for Communicable Diseases (NICD) menyebutkan angka R di atas 2 untuk di provinsi Gauteng.

Sedangkan Jurnal Kedokteran internasional terkemuka The Lancet, pada 3 Desember kemarin menyampaikan, jumlah kasus rata-rata harian Covid di Afsel mencapai angka 280, sebelum Omicron ditemukan.

Baca juga : Gelar Vaksinasi Turun Desa, BIN Sasar Masyarakat Pedalaman Kalsel

"Angka ini naik menjadi sekitar 800 orang per hari di minggu berikutnya, tetapi ini mungkin karena peningkatan surveilans," ujar Prof. Tjandra.

The Lancet juga memaparkan, Omicron mengandung delesi dan lebih dari 30 mutasi. Sebagian di antaranya (misalnya 69–70del, T95I, G142D/143–145del, K417N, T478K, N501Y, N655Y, N679K, dan P681H) itu serupa dengan mutasi pada varian Alpha, Beta, Gamma, atau Delta.

Baca juga : Stigma Negatif Masyarakat Hambat Eliminasi HIV AIDS Di Indonesia

Delesi dan mutasi ini diketahui dapat menyebabkan peningkatan angka penularan, peningkatan viral binding affinity, dan juga peningkatan luput dari antibodi.

"Selain itu, juga ada mutasi-mutasi lain yang dampaknya belum sepenuhnya diketahui. Apalagi, kalau dikombinasikan dengan mutasi-mutasi yang sudah pernah ditemukan di VOC yang lain," pungkas mantan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit serta mantan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan. [HES]

Baca juga : Walkot Tangerang: Penanggulangan HIV Merupakan Kinerja Bersama

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.