Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
KSP: PTM 100 Persen Sudah Pertimbangkan Kesiapan Warga Sekolah
Selasa, 4 Januari 2022 09:40 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Abetnego Tarigan menegaskan, pemberlakuan pembelajaran tatap muka (PTM) dengan kapasitas 100 persen, sudah mempertimbangkan kesiapan warga sekolah.
Dari hasil monitoring tim Kantor Staf Presiden (KSP) di lapangan, kesiapan tersebut ditunjukkan dengan memadainya sarana prasarana protokol kesehatan (prokes), dan pemahaman warga sekolah tentang Covid-19 yang sudah sangat baik.
"Selain itu, capaian vaksinasi warga sekolah saat ini juga sudah hampir 100 persen," ujar Abetnego menanggapi pemberlakuan PTM dengan kapasitas 100 persen, Selasa (4/1).
Baca juga : PKS Minta Prokes Di Sekolah Diperketat
Sesuai aturan terbaru, kegiatan belajar mengajar PTM di sekolah boleh melibatkan siswa sebanyak 100 persen, mulai semester kedua tahun ajaran 2021/2022.
Aturan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri tentang Pembelajaran di Masa Pandemi COVID19.
Dalam hal ini, sekolah bisa menyelenggarakan PTM kepada seluruh murid, dengan tetap mengedepankan kesehatan dan keselamatan warga sekolah sebagai prioritas utama.
Baca juga : KSP: Pemangkasan Durasi Karantina Sudah Pertimbangkan Tinjauan Medis
Abetnego juga mengungkapkan alasan lain pemerintah memberlakukan PTM dengan kapasitas 100 persen, yakni untuk mencegah terjadinya loss learning (kehilangan belajar) akibat pembelajaran jarak hauh (PJJ) yang sudah berjalan hampir dua tahun.
"Selama pandemi, kondisi pendidikan di Indonesia bisa dikatakan tertinggal, dibanding negara-negara lain. Ini yang harus kita kejar," sambung Abetnego.
Pembelajaran jarak jauh yang diterapkan di masa pandemi, dinilai memberikan beban psikologis dan mengubah pola belajar peserta didik. Terlebih lagi, tidak semua orang tua yang mendampingi dan mengajar peserta didik, memiliki kualitas yang sesuai dengan standar pendidik.
Baca juga : Kakang, Jebolan Akademi Persib Pertama Yang Gabung Persib Senior
Atas alasan tersebut, menurut Abetnego, KSP ikut mendorong pemerintah untuk memberlakukan PTM 100 persen dengan pengawasan ketat. Melalui pemeriksaan surveilans terhadap warga sekolah secara acak dan rutin kerja sama sekolah, Dinas Pendidikan (Disdik), dan Dinas Kesehatan (Dinkes).
"Sehingga nanti, jika ditemukan kasus baru, bisa segera dimitigasi dan cepat diambil langkah pengendaliannya," pungkas Abetnego. [HES]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya