Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Lanjutkan Program G21H Di 2022, YAICI Perluas Jangkauan Perbaikan Gizi Balita

Sabtu, 8 Januari 2022 10:15 WIB
Ketua Harian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) Arif Hidayat (Foto: Istimewa)
Ketua Harian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) Arif Hidayat (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Harian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) Arif Hidayat mengatakan, organisasi yang dipimpinnya melanjutkan program edukasi gizi balita di tahun 2022. Salah satunya lewat program G21H.

G21H adalah singkat dari Gerakan 21 Hari. Tujuannya, membiasakan anak mengkonsumsi makanan bergizi. Program yang sudah berjalan sejak akhir 2021 ini telah membuahkan hasil.

Baca juga : Inilah Harapan Dan Optimisme

"Hasilnya, dari 30 peserta (ibu dan anak), hanya 2 anak yang gagal. Sebanyak 28 peserta akhirnya bisa terlepas dari kebiasaan makan yang buruk," kata Arif dalam keterangannya, Sabtu (8/1).

Kini, sebutnya, anak dengan sadar menghindari asupan makanan yang tinggi gula garam lemak, dan mau mengkonsumsi makanan minuman yang kaya akan protein, serat dan vitamin. Karena itu, YAICI akan melanjutkan program pendampingan G21H tahun ini. Agar dapat memberi dampak yang lebih luas lagi bagi masyarakat dan masa depan anak-anak.

Baca juga : Prof. Tjandra: Omicron Itu Varian Yang Perlu Kita Waspadai, Jangan Diartikan Varian Yang Bikin Panik

Ia menjelaskan, dasar dari generasi yang produktif itu adalah anak yang secara fisik sehat dan tumbuh kembang optimal. Caranya dengan memberi anak gizi yang cukup dan menghindarkan anak dari asupan yang tinggi kandungan gula garam lemak. "Anak-anak yang cukup gizi, fisiknya akan sehat, tumbuh kembang otak optimal dan saat usia dewasa nanti akan menjadi generasi yang unggul,” jelas Arif.

Menurut Arif, cara permanen untuk memperbaiki gizi balita adalah dengan memutus rantai kemiskinan di Indonesia. Apalagi isi dari bantuan sosial kerapkali masih berupa beras, minyak, mie instan, gula, kopi dan susu kental manis.

Baca juga : Ayah Bunda Tak Perlu Panik Lakukan Pertolongan Dini Ya

"Kalau saya bilang ini nggak akan mengubah keadaan. Anak-anak dari keluarga miskin yang mengkonsumsi bansos-bansos seperti ini di masa depannya besar kemungkinan akan tetap berada di lingkaran kemiskinan. Sebab, intervensi seperti ini hanya untuk menghilangkan lapar, tapi tidak memberi asupan pada otak, tidak mempengaruhi perkembangan otak. Maka tidak heran mereka tidak akan pernah bersaing di pasar global, mereka akan sulit memasuki dunia white collar,” tandasnya.

Oleh karena itu, YAICI bersama sejumlah mitra kerja seperti PP Aisyiyah, PP Muslimat NU dan HIMPAUDI, menggagas model edukasi yang tidak hanya sekadar memberikan informasi, namun juga membiasakan masyarakat melakukan hal-hal baik yang dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.