Dark/Light Mode

Kakak Kandung Bupati Langkat Bungkam Soal Kerangkeng Manusia Di Rumah Adiknya

Senin, 24 Januari 2022 20:24 WIB
Iskandar Perangin Angin, Kakak kandung Bupati nonaktif Langkat Terbit Rencana Perangin Angin. (Foto: Tedy Kroen/Rakyat Merdeka)
Iskandar Perangin Angin, Kakak kandung Bupati nonaktif Langkat Terbit Rencana Perangin Angin. (Foto: Tedy Kroen/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Iskandar Perangin Angin, kakak kandung Bupati nonaktif Langkat Terbit Rencana Perangin Angin, tak mau menjawab saat ditanya soal temuan kerangkeng manusia di rumah adiknya itu. 

Iskandar yang keluar dari Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan usai menjalani pemeriksaan sebagai tersangka kasus dugaan suap pengadaan barang dan jasa, Senin (24/1), hanya menundukkan kepalanya.

Baca juga : Kakak Kandung Bupati Langkat Yang Sempat Kabur, Tiba Di Markas KPK

Mengenakan kemeja putih lengan panjang dibalut rompi tahanan KPK dan celana jeans warna biru gelap, Iskandar tak menjawab satu pun pertanyaan yang dilontarkan wartawan. Dia terus berjalan dari pintu lobi markas komisi antirasuah dan langsung masuk ke mobil tahanan KPK.

Terbit Rencana diduga menyiksa sekitar 40 pekerja sawit dengan memasukkan mereka ke dalam kerangkeng di rumahnya. Dugaan itu sendiri telah dilaporkan oleh Migrant Care ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) hari ini.

Baca juga : Suap Bupati Langkat Baru Sebagian Kecil, Masih Banyak Penerimaan Lainnya

"Ada dua sel di dalam rumah Bupati yang digunakan untuk memenjarakan sebanyak 40 orang pekerja," kata Ketua Pusat Studi Migrasi Migrant Care, Anis Hidayah dalam keterangannya.

Anis mengatakan, kerangkeng itu ada di belakang halaman rumah Terbit. Bentuknya mirip sel penjara, yang juga dilengkapi gembok, agar para pekerjanya tidak keluar masuk sembarangan.

Baca juga : Bupati Langkat Sempat Kabur Saat Hendak Di-OTT KPK

Ada beberapa penyiksaan yang diterima para pekerja. Salah satu bentuk penyiksaan berupa pemukulan. "Sampai lebam-lebam dan sebagian mengalami luka-luka," ungkapnya.

Akses para pekerja di dalam kerangkeng itu juga terbatas. Para pekerja hanya diberi makan dua kali dalam sehari. "Selama bekerja mereka tidak pernah menerima gaji," tambah Anies.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.