Dark/Light Mode

90 Sekolah Ditutup, KSP Minta Masyarakat Tak Panik Berlebihan

Jumat, 28 Januari 2022 10:20 WIB
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Abraham Wirotomo saat melakukan  verifikasi lapangan PTM 100 persen di Kabupaten Kendal Jateng, Rabu (5/1). (Foto: KSP)
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Abraham Wirotomo saat melakukan verifikasi lapangan PTM 100 persen di Kabupaten Kendal Jateng, Rabu (5/1). (Foto: KSP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kantor Staf Presiden (KSP) meminta masyarakat untuk menyikapi penutupan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen 90 sekolah di Jakarta dengan bijak, dan tidak panik berlebihan.

"Waspada harus proporsional, jangan panik berlebih. Kita ribut dengan penutupan 90 sekolah. Padahal, di Jakarta ada 6.421 sekolah," kata Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Abraham Wirotomo, di Gedung Bina Graha Jakarta, Jumat (28/1).

Sesuai dengan data yang dimiliki oleh Pemprov DKI Jakarta, sebanyak 90 sekolah ditutup setelah ditemukan kasus Covid-19 pada siswa, guru, dan tenaga kependidikan.

Baca juga : Sekolah Di Jakarta Tetap Gelar PTM 100 Persen

Sekolah yang ditutup mencakup jenjang TK sampai SMA itu, tersebar di 5 wilayah kota Jakarta, yakni Jakarta Barat 9 sekolah, Jakarta Pusat 5 sekolah, Jakarta Selatan 31 sekolah, Jakarta Timur 42 sekolah, dan Jakarta Utara 3 sekolah.

Abraham kembali menegaskan soal kebijakan pemerintah terkait PTM yang mengacu pada SKB 4 Menteri.

Jumlah kehadiran siswa dalam PTM ditentukan dari level PPKM tiap daerah. Sehingga, bukan satu kebijakan untuk seluruh wilayah Indonesia.

Baca juga : Bagi-Bagi TV, Sahabat Ganjar Harap Ilmu Pengetahuan Masyarakat Bertambah

"Jika angka kasus di Jakarta semakin naik dan level PPKM jadi level 3, maka otomatis PTM dibatasi maksimal 50 persen. Tapi jika level PPKM kembali membaik maka PTM dinaikan lagi hingga 100 persen. Ini diatur dalam SKB 4 Menteri," tegasnya.

Abraham juga menyampaikan hasil verifikasi lapangannya soal dampak pembelajaran jarak jauh terhadap kualitas belajar anak atau peserta didik saat pandemi Covid-19.

"Menurut kajian Kemendikbud dan Kemenag, hanya 15 persen anak SD kelas 1 yang nilainya sesuai standar. Bahkan, hasil verifikasi lapangan KSP malah menemukan 50 persen anak SD kelas 1 belum bisa baca tulis," ungkapnya.

Baca juga : Senam Bersama, Kemenpora-PORPI Ajak Masyarakat Hidup Sehat Dan Bugar

Abraham yang akrab disapa Bram menegaskan, bagaimaba pun, belajar tatap muka itu lebih baik dan perlu. Terutama, pada tingkat dasar. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.