Dark/Light Mode

Wadas Adem, Parigi Memanas

Ya Allah, Karena Tambang, 1 Nyawa Rakyat Melayang

Selasa, 15 Februari 2022 08:35 WIB
Beginilah suasana saat warga menggelar aksi unjuk rasa di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Minggu (13/2). Mereka menolak aktifitas tambang yang dilakukan PT Trio Kencana. Dalam aksi ini, seorang warga tewas kena timah panas. (Foto: Istimewa).
Beginilah suasana saat warga menggelar aksi unjuk rasa di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Minggu (13/2). Mereka menolak aktifitas tambang yang dilakukan PT Trio Kencana. Dalam aksi ini, seorang warga tewas kena timah panas. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Gara-gara tambang, rakyat kembali berhadap-hadapan dengan aparat. Setelah Wadas adem, kini giliran Parigi yang memanas. Yang menyedihkan lagi, 1 nyawa rakyat melayang di sana.

Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (12/2). Saat itu, warga melakukan aksi protes terhadap aktivitas tambang di wilayah Kecamatan Kasimbar, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Aksi ini berlangsung selama 12 jam. Dari pukul 12 siang, sampai pukul 12 malam waktu setempat. Dalam aksi itu, masyarakat menuntut Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura mencabut izin usaha pertambangan (IUP) PT Trio Kencana.

Saat itu, massa juga meminta Rusdy menemui mereka dan berdialog. Karena tak kunjung menerima informasi Rusdy akan datang, massa pun memblokade akses jalan Trans Sulawesi. Akibatnya, kemacetan panjang terjadi sampai 7 kilometer di jalan poros yang menghubungan Parigi Moutong dengan Gorontalo.

Baca juga : Hadapi Omicron, Vaksin Masih Efektif Cegah Tingkat Keparahan

Polisi kemudian membubarkan paksa massa dengan menggunakan water canon. Ketegangan pun terjadi. Bahkan, beberapa kali terdengar letusan senjata api. Seorang peserta aksi ambruk. Darahnya mengucur deras membasahi aspal hitam.

Timah panas menancap dari arah belakang hingga menembus bagian dada. Korban yang tertembak peluru tajam itu bernama Erfadi (21 tahun), warga Desa Tada, Kecamatan Tinombo Selatan, Parigi Moutong.

Erfadi sempat dilarikan warga ke Puskesmas terdekat untuk mendapat pertolongan. Sayang, nyawa anak muda tersebut, tak tertolong lagi.

Baca juga : Tommy Tak Punya Waktu Melawan

Kepala Kantor Perwakilan Komnas HAM Sulawesi Tengah, Dedi Askary langsung gerak cepat mencari tahu sebab penembakan tersebut. Ia menemui pihak keluarga hingga melakukan klarifikasi ke beberapa pejabat utama di Polres Parigi Moutong.

Salah satunya melalui Kabag Ops Polres Parigi Moutong, AKP Junus Achpa. Informasi yang diterima, kepolisian mengedepankan sikap humanis dalam mengendalikan massa. "Disebutkan bahwa Pimpinan (Kapolres) mengedepankan sikap humanis dan langkah persuasif, tidak melibatkan penggunaan peluru tajam atau senjata," kata Dedi, dalam keterangannya kepada wartawan, kemarin.

Tapi, fakta lain yang didapat dari keluarga korban, yang menyebutkan bahwa ada proyektil yang ditemukan di tubuh Erfadi. "Ini terlihat dari kondisi luka sebagaimana yang dijelaskan pihak Puskesmas di Desa Katulistiwa saat lakukan visum dan mengangkat proyektil yang tersisa dan hinggap di bagian tubuh korban," terangnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Live KPU