Dark/Light Mode

Waspada, Varian Baru Gampang Nular Lewat Hembusan Napas

Rabu, 23 Juni 2021 18:45 WIB
Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman. (Foto: Ist)
Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Varian Covid-19 yang banyak ditemukan saat ini seperti varian Delta (B1617), Alpha (B117), dan Kappa (B16171) ditengarai lebih mudah menular. Bahkan, hanya dengan sekadar hembusan napas.

Hal ini diungkap Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman. Menurutnya, hal itu wajar terjadi, mengingat sejak pertengahan 2020, Covid-19 sudah dinyatakan menular lewat udara alias airborne.

"Tetapi, bergantung pada viral load, atau jumlah virus dari orang yang terinfeksi ini. Semakin besar jumlahnya, semakin tinggi pula potensi penularannya lewat udara," kata Dicky dalam keterangan suaranya kepada RM.id, Rabu (23/6).

Baca juga : Puluhan Karangan Bunga Ucapan Selamat Hiasi Kantor Seknas Jokpro

Dijelaskan Dikcy, varian Delta (B1617), Alpha (B117) Kappa (B16171), mengandung banyak sekali viral load. Sehingga, memiliki risiko penularan via udara yang jauh lebih besar.

"Sehingga cepat menular melalui hembusan napas dan bicara. Apalagi nyanyi-nyanyi dan teriak," tambahnya.

Bahkan, dari hasil tracing pada klaster penularan di Victoria, salah satu negara bagian di Australia, berpapasan saja dapat menularkan Corona varian anyar ini.

Baca juga : Sandi Akan Bangunkan Geopark Rammang-Rammang Agar Dikenal Dunia

"Ini tentu sekali lagi harus jadi peringatan dan kewaspadaan kita terhadap banyaknya varian baru yang lebih efektif. Apalagi konteksnya Indonesia, kita kan padat banget. Penduduknya interaksinya tinggi," ingatnya.

Karenanya, tegas Dicky, pembatasan yang amat ketat terhadap interaksi dan mobilitas warga amat penting. "Mencegah keramaian amat penting dalam mengendalikan pandemi," ujarnya.

Di negara maju, lanjut Dikcy, satu orang saja, benar-benar diulik mengapa dia terpapar Corona. "Nggak sama dengan kita. Sebab, orang terinfeksi Covid-19 urusannya panjang. Dampaknya hingga kepada kualitas SDM, kualitad kesehatan penyintas. Karena akan membebani anggaran kesehatan ke depan. Kalau udah di atas 50 tahun, bolak-balik rumah sakit karena Corona, ini kan berbahaya. Jadi, mereka serius mencari tahu," paparnya.

Baca juga : Masih Terisolir, Latar Belakang Masuknya TMMD Ke Desa Binusan Dalam

Di luar itu, terkait situasi di Victoria, yang tengah lockdown, ditemukan varian Covid-19 Kappa atau B16171. Kata Dikcy, varian Kappa ini tidak cepat menular dibanding Delta B16172, yang lebih super. "Kalau Delta varian ini 100 persen lebih menular dibanding yang ditemukan di Wuhan dulu. Reproduksinya 7 sampai 8. Kalau Kappa tidak," ujarnya.

Diterangkannya, varian Kappa yang ditemukan di India, meski kurang menular dibanding Alpha maupun Delta, tetapi varian ini punya mutasi 484Q yang membuat resistensi kepada vaksin cukup tinggi. Sehingga mengurangi efikasi vaksin. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.