Dark/Light Mode

Survei Indikator Politik Indonesia: 66,8 Persen Responden Khawatir Tertular Omicron

Minggu, 20 Februari 2022 18:22 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia (IPI) merilis hasil survei terkait sikap masyarakat terhadap Covid-19 varian Omicron dan vaksin tahap ketiga atau booster. Hasilnya, sebesar 66,8 persen responden cenderung khawatir dengan penyebaran varian Omicron. 

Survei terkait pandangan terhadap Omicron ini diawali dengan pertanyaan terkait pengetahuan tentang adanya WNI yang tertular Omicron. Hasilnya, sebagian besar responden menjawab tahu sudah ada WNI terpapar Omicron.

"Sebanyak 86,3 persen menjawab ya, tahu. Sementara 13,7 persen tidak tahu," ujar peneliti senior IPI Rizka Halida, saat memaparkan hasil survei secara virtual, Minggu (20/2).

Baca juga : Survei Indikator Politik Indonesia: Mayoritas Publik Puas Terhadap Kinerja Presiden Jokowi

Terhadap responden yang memilih 'tahu' lalu ditanya dengan pertanyaan, 'jika tahu, seberapa khawatir Bapak/Ibu tertular virus Corona varian Omicron?'. Hasilnya, sebanyak 66,8 persen cenderung merasa khawatir.

Rinciannya, sebanyak 25,8 persen responden mengatakan sangat khawatir tertular Omicron, 41 persen cukup khawatir, 28,5 persen biasa saja, dan 2,2 persen tidak khawatir.

"Artinya ada sekitar 66,8 persen yang khawatir dari mereka yang tahu, atau setara dengan 57,6 persen dari total populasi warga yang cenderung khawatir tertular Omicron ini," ungkapnya.

Baca juga : DEN Ajak Forum Peneliti G20 Dukung Indonesia Capai Target Nol Emisi

Berdasarkan gender, hasil survei menunjukkan, yang cukup atau sangat khawatir tertular varian baru Covid-19 itu berasal dari kalangan perempuan, dengan angka mencapai 72 persen. Usianya pun berkisar diantara 55 tahun ke atas dengan angka 76,4 persen.

Kemudian, dari sisi etnis, mayoritas yang merasa takut tertular adalah Minang sebesar 88,2 persen, diikuti etnis Melayu 83,7 persen, Sunda 72 persen dan Jawa 67 persen. Sementara itu, dari agamanya, mayoritas adalah protestan atau katolik sebesar 77,9 persen sedangkan Islam sebesar 66,4 persen.

Dari tingkat pendidikannya, mayoritas yang merasa cukup atau sangat takut terpapar Omicron berasal dari lulusan SD ke bawah dan SLTP dengan persentase sama-sama 76,8 persen. Sementara pekerjaannya mayoritas adalah petani, peternak atau nelayan sebesar 76,6 persen.

Baca juga : Lestari: Perlu Pengendalian Di Tengah Badai Omicron

Seiring dengan data tersebut, Riza melanjutkan, mayoritas masyarakat saat disurvei juga setuju untuk diberikan vaksin booster dengan jumlah sebanyak 50,7 persen sedangkan yang mengatakan sangat setuju sebanyak 10,8 persen.

"Ada juga yang tidak setuju 6,4 persen atau sangat tidak setuju 25,8 persen. Jadi cukup banyak juga yang tidak setuju tapi mayoritas setuju dengan program vaksin booster ketiga ini," beber Rizka.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.