Dark/Light Mode

Prof Didik: Universitas Di Indonesia Harus Menjadi Universitas Riset

Rabu, 23 Februari 2022 19:35 WIB
Rektor Universitas Paramadina, Prof. Dr. Didik Rachbini. (Foto: ist)
Rektor Universitas Paramadina, Prof. Dr. Didik Rachbini. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kualitas perguruan tinggi Indonesia seharusnya mengacu pada riset advance, kutipan atau citation di antara peneliti/penulis, jaringan internasional, implementasi dan dampaknya terhadap industri.  

Hal itu disampaikan Rektor Universitas Paramadina, Prof. Dr. Didik Rachbini dalam diskusi yang digelar Forum Guru Besar dan Doktor Insan Cita dengan tema “Kiat Membangun Perguruan Tinggi Berkualitas Dunia”, Senin (20/2).

Hadir juga dalam diskusi ini adalah Prof Dr Ir Nuhfil Hanani, Rektor Universitas Brawijaya dan Prof Dr Ir Herry Suhardianto, Rektor Universitas Muhammadiyah Bandung juga mantan Rektor IPB.

Baca juga : Frisian Flag Indonesia Aktif Bantu Pemerintah Mengatasi Stunting

Menurut Didik, faktor pengajaran hanya satu dari lima elemen kualitas perguruan tinggi di mana 4 elemen sisanya adalah riset dan turunannya. Karena itu, untuk meningkatkan kualitas tersebut, universitas atau perguruan tinggi harus secara bertahap mentransformasikan diri dari perguruan tinggi dominan melulu pengajaran menjadi perguruan tinggi dominan riset, yang menghasilkan karya ilmiah bertaraf nasional dan internasional, dikutip oleh peneliti di berbagai manca negara, punya modal sosial jaringan internasional serta berdampak terhadap ekonomi, industri dan kesejahteraan manusia.  

Dengan demikian, lanjut Didik, universitas terkemuka di Indonesia (USU, UI, ITB, IPB, UNPAD, UGM, UNDIP, UB, UNAIR, UNHAS, dll) harus diarah menjadi universitas riset, bukan sebaliknya ngotot menjadi kampus pengajaran, yang melipatgandakan mahasiswa untuk pendapatan dan dominan  menjalankan proses belajar mengajar seperti layaknya kursus.

Didik menambahkan, berdasarkan fakta pertumbuhan penduduk, struktur penduduk muda dan bonus demografi, maka prediksi OECD tahun 2030 dan bahkan tahun 2040, jumlah ilmuwan Indonesia lulusan universitas (dokter, arsitek, insinyur, agronomis, psikolog, dll) akan berada di ranking 5 besar dunia setelah Cina, India, Amerika, dan Rusia. Namun kualitasnya rendah sehingga faktor kualitas menjadi sangar penting.

Baca juga : Mikael Jasin Berharap Industri Kopi Indonesia Makin Dikenal Di Kancah Internasional

"Guru besar hanya ada sekitar 6 ribu orang dan doktor hanya 40 ribu orang dimana rasionya terhadap jumlah penduduk sangat kecil. Kita perlu setidaknya 5 kali lebih besar dari sekarang, yakni 30 ribu guru besar dan 200 ribu doktor untuk meningkatkan kualitas SDM sekaligus jumlah risetnya," kata Didik.

Sementara itu, Prof Dr Ir Nuhfil Hanani mengungkapkam mimpi para akademisi di dalam negeri antara lain adalah, para alumni perguruan tinggi tersebut menjadi lulusan hebat yang dapat diterima di berbagai institusi bisnis dunia. Menjadi sangat penting untuk munculnya berbagai kepakaran dari kampus, karena kepakaran dosen/akademisi adalah kunci untuk daya saing. Beberapa kampus ternama di luar negeri teridentifikasi mempunyai spesialisasi keunggulan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. 

"Uniknya, di luar negeri seperti Belanda justru mempuyai ahli tebu, ahli bambu, dan lain-lain," Prof Nuhfil kasih contoh.

Baca juga : Mantap! Ekspor Toyota Indonesia Tembus 2 Juta Unit

Prof Dr Ir Herry Suhardianto bicara soal kriteria dalam berbagai university ranking methodology dapat menjadi pertimbangan dalam perumusan rencana strategis asal sejalan dengan visi dan misi universitas plus kriteria kekhasan universitas. 

"University rank dapat menjadi cermin dalam merumuskan fokus program kerja, prioritas alokasi sumber daya, dan transformasi universitas menjadi research based university lalu menjadi entrepreneurial university," katanya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.