Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Peran Soeharto Diuraikan Dalam Naskah Akademik Keppres SU 1 Maret, Namanya Disebut 48 Kali

Minggu, 6 Maret 2022 21:18 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi baru saja menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 2 tahun 2022 tentang Hari Penegakan Kedaulatan Negara, yang ditetapkan pada 1 Maret.

Dalam Keppres tersebut, tidak tercantum nama Soeharto sebagai salah satu tokoh yang terlibat dalam Serangan Umum (SU) 1 Maret. Tapi rupanya, peran mantan presiden RI itu, diuraikan dalam naskah akademik.

"Di dalam konsiderans ditulis nama HB IX, Soekarno, Hatta, Sudirman sebagai penggagas dan penggerak. Peran Soeharto, Nasution, dan lain-lain ditulis lengkap di naskah akademik. Sama dengan naskah Proklamasi 1945, hanya menyebut Soekarno-Hatta dari puluhan founding parents lainnya," ujar Menkopolhukam Mahfud MD, Minggu (6/3).

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu kemudian memberikan tautan yang memuat Keppres No 2/22 dan naskah akademiknya. "Publik dan pers bisa mengakses. Ini terkait penyebutan nama Soeharto," imbuhnya.

Baca juga : Wacana Kementerian Keamanan Dalam Negeri, Mahfud: Areanya Legislatif

Dalam naskah akademik tentang Serangan Umum 1 Maret setebal 138 halaman itu, nama Soeharto disebut sebanyak 48 kali. Mulai dari judul buku referensi naskah akademik itu, hingga isi naskah akademik. Peran sentral Soeharto dalam naskah akademik ini juga banyak diceritakan. Sebagian pernyataannya, bahkan dicetak tebal. 

Naskah akademik yang disusun Sri Margana, Julianto Ibrahim, Siti Utami Dewi Ningrum, Satrop Dwicahyo dan Ahmad Faisol itu menyebutkan, Sultan Hamengku Buwono IX merupakan pencetus serangan umum 1 Maret.

Saat itu, Yogyakarta berada dalam tekanan kekuasaan Belanda. Sultan Hamengku Buwono IX kemudian menghubungi Panglima Besar Jenderal Soedirman untuk meminta dan memanggil Soeharto yang menjabat komandan gerilya Soeharto yang saat itu berpangkat Letkol pun menyanggupi tugas tersebut.

"Yogyakarta merupakan bagian dari daerah pertahanan atau Wehrkreise III di bawah kepemimpinan Letkol Soeharto. Sebelum ditunjuk sebagai komandan Wehrkreise III, Soeharto merupakan komandan Brigade 10 yang berkedudukan di Yogyakarta," tulis naskah akademik Serangan Umum 1 Maret, halaman 41.

Baca juga : Keraton Butuh Revitalisasi

Soeharto diperintahkan untuk bergerilya bersama pasukannya di wilayah selatan Yogyakarta. Lalu, beserta pasukannya, dia menuju daerah Bantul untuk berkoordinasi dalam gerilya yang akan dilakukan.

"Pada saat agresi Militer Belanda 19 Desember 1948, Soeharto mendapat penjelasan dari Kol. Zoelkifli Loebis bahwa Soekarno dan Hatta masih berada di kota, tetapi Soedirman sudah bergerak ke luar kota mengadakan gerilya. Sore harinya, Soeharto beserta pasukannya memutuskan melakukan gerilya menuju Ngoto yang berada di sebelah selatan Yogyakarta."

Setelah lima hari melakukan perjalanan dan konsolidasi di wilayah Yogyakarta, Soeharto memutuskan memindahkan pasukannya dari Ngoto menuju dukuh Bibis, Desa Segoroyoso, yang terletak di Bantul.

Bantul merupakan tempat yang tidak asing bagi Soeharto dan pasukannya. Desa Segoroyoso sudah sejak lama terbangun hubungan baik melalui pelatihan Laskar Rakyat. Dalam waktu yang tidak begitu lama, menurut naskah akademik itu, Soeharto dapat mengkoordinasikan kembali kekuatan-kekuatan gerilya.

Baca juga : Peran Kontemporer Santri (2)

"Berdasarkan surat dari Panglima Divisi III Bambang Sugeng tanggal 26 Desember 1948 tentang pembentukan Wehrkreise dan Subwehrkreise, Soeharto yang sudah ditunjuk sebagai komandan Wehrkreise III segera membentuk Subwehrkreise (SWK)," tulis naskah akademik tersebut.

Sementara Sejarawan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Sri Margana, yang menjadi salah satu tenaga ahli penyusun naskah akademik ini menyatakan, ada ribuan pelaku sejarah dalam peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 itu.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.