Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Pemerintah mengisyaratkan akan menaikkan tarif listrik, BBM, dan gas LPG 3 kilogram dalam waktu dekat ini. Alasannya, karena harga minyak mentah dunia yang terus melonjak karena perang Rusia-Ukraina. Pemerintah mengaku tak punya pilihan lain, karena kalau tidak dinaikkan, Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) bisa jebol. Jadi, mau nggak mau harganya harus naik.
Rencana kenaikan tarif listrik, BBM, dan LPG 3 kg itu, disampaikan Menteri ESDM, Arifin Tasrif dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR, di Jakarta, kemarin.
Dalam rapat itu, Arifin menceritakan, kenaikan harga Pertamax membuat konsumsi BBM jenis Pertalite naik tajam.
Kenaikan tersebut diperkirakan karena mulai bergeliatnya ekonomi. Saking tingginya penggunaan Pertalite, konsumsi Pertalite Januari-Maret 2022 sudah over kuota. Untuk solar bersubsidi melampaui kuota sebesar 9,49 persen dan Pertalite telah over kuota sebesar 14 persen.
Baca juga : Gunakan Listrik PLN, Peternak Ayam Hemat Hingga Belasan Juta Rupiah
Kata dia, kondisi ini tak bisa dibiarkan. Harus dilakukan antisipasi. Apalagi di tengah harga minyak dunia yang terus melonjak. Ia lalu menyampaikan 3 strategi menghadapi persoalan ini. Untuk jangka pendek, ia minta penambahan kuota BBM subsidi seperti solar, minyak tanah, dan BBM khusus penugasan seperti Pertalite.
Strategi lain adalah menyesuaikan harga BBM nonsubsidi dengan tingkat keekonomian. Dengan demikian, jika harga minyak mentah dunia naik, maka otomatis harga BBM nonsubsidi dan Pertalite juga ikut meningkat.
“Strategi jangka pendek kami mengusulkan perubahan kuota BBM dan penyesuaian harga BBM nonsubsidi,” kata Arifin.
Selain itu, dalam jangka pendek pemerintah juga akan menjaga ketersediaan pasokan dan distribusi BBM, khususnya pada periode Ramadan dan Idul Fitri, serta meningkatkan pengawasan dan penindakan penyalahgunaan BBM, serta memaksimalkan fungsi digitalisasi SPBU.
Baca juga : Tingkatkan Literasi Wakaf, BWI Gelar Lokakarya Jurnalis
Kenapa BBM naik? Kata Arifin, perang Rusia-Ukraina menyebabkan melonjaknya harga minyak mentah dunia. Hal ini mempengaruhi harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP).
Tercatat, rata-rata ICP sebesar 98,4 per dolar AS barel pada Maret 2022. Angka itu jauh di atas target yang ditetapkan dalam APBN yang hanya 63 dolar AS per barel.
Bukan hanya harga minyak saja yang meroket. Harga gas untuk LPG yang ditetapkan memakai CP Aramco mengalami kenaikan menjadi 839,6 dolar AS per metrik ton. Nilai itu jauh di atas asumsi awal yang hanya mencapai 569 dolar AS per metrik ton.
Untuk menjaga ketersediaan LPG dan mengurangi impor, dalam jangka pendek, pemerintah akan meningkatkan pengawasan pendistribusian LPG 3 kg tepat sasaran, dan melakukan uji coba penjualan dengan aplikasi.
Baca juga : Lepas Munster, The Guardian Mau Pake Pelatih Lokal
Untuk jangka menengah, pemerintah akan melakukan substitusi kompor LPG dengan kompor induksi (listrik), jaringan gas kota (jargas) yang diharapkan mencapai 1 juta rumah tangga per tahun. Kemudian, mengubah skema subsidi yang kini berbasis pada komoditas menjadi subsidi langsung ke penerima.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya