Dark/Light Mode

Larangan Ekspor Sawit Mentah, Untungnya Gede, Ruginya Gede

Gulat ME Manurung, Ketum DPP Apkasindo: 2 Hari Ini, Petani Rugi 11,7 Triliun

Selasa, 26 April 2022 06:40 WIB
Gulat ME Manurung, Ketum DPP Apkasindo.(Foto: Istimewa).
Gulat ME Manurung, Ketum DPP Apkasindo.(Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Kontroversi larangan ekspor sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang akan diberlakukan 3 hari lagi (28/4), terus berlanjut. Meskipun larangan ini bermaksud baik, yaitu untuk memastikan pasokan minyak goreng alias migor di dalam negeri aman, tapi beberapa pihak malah menentangnya. Mereka, terutama dari kalangan pengusaha dan ekonom, menganggap larangan ekspor ini akan menimbulkan masalah baru.

Namun, dari sisi politik, anggota koalisi terus memberikan dukungan ke Presiden Jokowi atas larangan ekspor itu. Mereka menegaskan, kebijakan tersebut sudah tepat, agar emak-emak tidak lagi susah dalam mendapatkan migor. Apa untung dan ruginya larangan ekspor CPO tersebut? 

Berikut wawancara Rakyat Merdeka dengan Gulat ME Manurung, Ketum DPP Apkasindo.

Baca juga : Nasril Bahar, Anggota Komisi VII DPR/Fraksi PAN: Kali Ini, Jangan Lagi Ragu-ragu

Kenapa Anda tidak mendukung penuh larangan ekspor CPO?

Niatnya bagus, tapi tidak diikuti kesiapan kementerian terkait.

Maksudnya?

Baca juga : Kemenhub Ajak Pemudik Gunakan Angkutan Motis

Sebagai pembantu Presiden, menteri harus siap tempur. Minggu (24/4) ada Rapat Koordinasi Terbatas diikuti dua Menko, empat menteri, dan dirjen-dirjen. Lalu, janjinya akan ada konferensi pers, tapi ternyata tidak ada. Setelah itu, baru Senin sore (25/4) sore, keluar Surat Edaran (SE) Dirjen Perkebunan. Tentu kami terkejut.

Apa dampak larangan ini ke petani?

Kami merana. Karena baru dua hari, setelah diumumkan Presiden, kami hitung kerugian petani sampai Rp 11,7 triliun.

Baca juga : Lihat Di India, Lepas Masker Kasus Covid-19 Naik Lagi Lho

Datanya gimana bisa rugi segede itu?

Harga Tandan Buah Segar (TBS) sebelum Jokowi pidato (umumkan kebijakan larangan ekspor CPO), itu Rp 3.800-Rp 4.050 per kilogram, tapi saat ini harganya Rp 1.200 per kilogram. Jelas kan terlihat di mana ruginya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.